Di dunia Tizen, versi 3.0 telah dianggap sebagai sesuatu dengan banyak anggapan yang berlebihan. Digadang-gadang akan hadir dengan sederet pembaruan yang mutakhir, namun pada kenyataannya semuanya jauh dari harapan. Adopsi yang rendah dari perangkat dengan OS Tizen 3.0 membuat Samsung bergegas dengan penerusnya yang menjanjikan lebih banyak kemudahan buat pengembang dan lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Meskipun versi 3.0 dari OS Tizen telah diterapkan pada signage digital dan aplikasi lainnya, namun perangkat tersebut tidak menyebar dengan cepat," kata seorang pejabat industri di Korea. "Sedangkan jumlah piranti yang didukung oleh Tizen 4.0 telah meningkat dengan pesat, dan metode pengembangan juga telah jauh dipermudah."
Tizen 3.0 dikembangkan selama 4 tahun
Wacana Tizen 3.0 pertama kali dimunculkan saat berlangsungnya Tizen Developer Conference (TDC) 2013 yang - seperti biasa - berlangsung di San Fransisco. Versi Tizen yang tersedia pada saat itu masih 2.0, dan Tizen 3.0 dijanjikan akan hadir setahun lagi, di 2014.
Dan Tizen 3.0 dirilis lebih awal - pada akhir 2013 - namun itu untuk versi IVI (In-vehicle Infotainment). Perlu diingat bahwa di awal proyek Tizen, pengembangannya dibagi menjadi dua, yaitu versi mobile yang dikembangkan oleh Samsung berdasarkan OS bada/SLP sebelumnya, dan versi IVI yang dikembangkan oleh Intel berdasarkan OS Moblin/MeeGo sebelumnya. Dan versi yang digunakan hingga sekarang adalah versi mobile dari Samsung.
"Hype" Tizen 3.0 dimulai saat diumumkannya fitur-fitur terbarunya yang tergolong 'canggih' pada saat itu seperti dukungan arsitektur 64-bit, multi-user, 3D UI, Wayland dan lainnya saat berlangsungnya Tizen Developer Summit Korea (TDSK) 2013 di bulan November. Dan sejak saat itu setiap ada acara pengembang yang berhubungan dengan Tizen dan Linux, seperti Linux Foundation Collaboration Summit 2014, TDC 2015 Shenzhen hingga akhirnya di Samsung Open Source Conference (SOSCON) 2016 di Seoul.
Panjangnya masa pengembangan Tizen 3.0 lebih banyak disebabkan oleh adanya gesekan di organisasi Tizen Association selaku pemandu peran industri dari Tizen. Mundurnya beberapa anggota Tizen Association yang berpengaruh di awal pendirian proyek Tizen menjadikan arah pengembangan OS ini untuk sementara tidak jelas, hingga akhirnya Samsung mengambil alih semuanya.
Pembaruan Tizen 3.0, ada atau tidak?
Setelah dirilis secara resmi di akhir 2016, praktis semua perangkat Tizen yang meluncur di 2017 sudah menggunakan Tizen 3.0. Dimulai dari smart tv Samsung QLED TV, kulkas Samsung Family Hub 2.0, smartphone Samsung Z4 hingga smartwatch Samsung Gear Sport.
Data di lapangan yang kita ambil dari berbagai sumber (lihat gambar diatas) menunjukkan bahwa perangkat dengan OS Tizen 3.0 (2017) tidak sesukses perangkat dengan OS Tizen 2.3 (2015) dan Tizen 2.4 (2016). Samsung QLED TV yang menggunakan OS Tizen 3.0 tidak selaku SUHD TV sebelumnya yang menggunakan OS Tizen 2.3/2.4, Samsung Gear Sport dengan OS Tizen 3.0 baru diluncurkan sehingga dipastikan hasil penjualannya belum setara Samsung Gear S3 maupun Gear S2 yang menggunakan OS Tizen 2.3.x, dan begitu juga dengan Samsung Z4 yang tertinggal jauh dari kinerja Z2 yang menjadi smartphone Tizen terlaris hingga saat ini.
Setelah Samsung Z4 diluncurkan di India pada bulan Mei 2017, Samsung mulai bekerja pada pembaruan Tizen 3.0 untuk Samsung Z2 dan sejak pertengahan tahun ini mulai menguji firmware dengan OS Tizen 3.0 pada Z2.
- Samsung luncurkan perangkat Tizen 4.0 di CES 2018
- Tizen 4.0 M1 dirilis untuk menyatukan semua perangkat IoT
- Source code Tizen 4.0 M2 dirilis, Samsung bersiap ke Tizen 5.0
- Fitur terbaru TIZEN 3.0 diumumkan saat TDSK13: akun multi-user, arsitektur 64-bit dan 3D UI
- Samsung luncurkan Tizen 3.0 dan Tizen RT di SOSCON 2016
- Tizen Association ikuti jejak kegagalan LiMo Foundation...dan bangkit kembali
- Samsung Z4 meluncur dengan Tizen 3.0, fitur selfie dan perintah suara
- Samsung Gear Sport, perangkat wearable pertama dengan OS Tizen 3.0