Huawei dan Oppo bangun ekosistem Android tanpa Google di 2020

Produsen handset asal Tiongkok mulai membangun layanan ekosistem mobile yang bisa ditawarkan melalui smartphone mereka mulai tahun 2020 mendatang.


Huawei dan Oppo telah mulai terlibat dengan pengembang aplikasi mobile di India dengan insentif yang menguntungkan di bawah dana global mereka untuk membangun layanan mobile lokal yang dapat ditawarkan dengan smartphone mereka di negara ini.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Huawei untuk membangun alternatif untuk layanan ekosistem mobile Google yang disebut Google Media Services (GMS), karena adanya ketidakpastian tentang penggunaan GMS pada ponsel Huawei dan Honor setelah adanya pembatasan yang diterapkan oleh Depeartemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) awal tahun ini sebagai imbas dari perang dagang dengan Tiongkok.

Google Mobile Services (GMS) adalah koleksi aplikasi dan Application Programming Interface (API) berbasis cloud dari Google yang sudah terinstal secara default di berbagai perangkat Android. GMS bukan bagian dari Android Open Source Project (AOSP), yang berarti produsen perangkat Android perlu mendapatkan lisensi dari Google agar dapat memasang pra-instal GMS secara legal di perangkat Android. Lisensi ini disediakan oleh Google tanpa biaya lisensi.

GMS terdiri dari dua bagian; paket bundel populer dan paket bundel lainnya. Untuk mendapatkan lisensi untuk GMS, paket bundel yang populer harus diinstal sebelumnya oleh produsen perangkat Android, yang biasanya disebut aplikasi yang sudah terinstal sebelumnya. Baik Google Chrome, Google Search, YouTube dan Google Play Store pada umumnya termasuk dalam paket bundel populer untuk GMS yang umumnya sudah terinstal di sebagian besar perangkat Android oleh vendor, sementara ada beberapa pengecualian (di European Economic Area (EEA) yang memerlukan lisensi terpisah). Sementara untuk paket bundel GMS lainnya termasuk Google Drive, Gmail, Google Duo, Google Maps, Google Photos, Google Play Music dan Google Speech.

Akibat sangsi dari pemerintah AS, Google terpaksa menarik lisensi GMS buat Huawei. Akibatnya, Huawei hanya bisa menggunakan Android dari AOSP beserta fitur-fitur umum perangkat yang sudah ada didalamnya seperti email dan telepon. Untuk mengatasi hal ini, Huawei bertujuan untuk membangun alternatif GMS yang diberi nama Huawei Mobile Services (HMS).

"Ada begitu banyak pengguna Android di Eropa dan Asia Tenggara. Mereka sudah terbiasa dengan aplikasi Google ini di atas ponsel Android," kata Joy Tan, Wakil Presiden Urusan Publik di Huawei AS. "Kami dapat terus menggunakan platform Android karena ini adalah open-source, tetapi kami tidak dapat menggunakan layanan yang membantu aplikasi berjalan di atasnya."

Sub-merek Honor dari Huawei dikabarkan sedang dalam proses pembicaraan dengan 150 aplikasi teratas di India untuk bisa dibawa masuk ke HMS. "Kami memiliki HMS kami sendiri dan berusaha membangun ekosistem mobile. Sebagian besar aplikasi utama seperti navigasi, pembayaran, game, dan messaging akan siap," kata Charles Peng, CEO Consumer Business Group untuk Huawei and Honor India kepada situs berita India ET Telecom.

HMS akan mendukung smartphone yang tidak memiliki akses ke GMS. "Konsumen tidak akan melihat perbedaan antara GMS dan HMS. Kami fokus pada bagaimana bekerja dengan pengembang untuk menawarkan pengalaman konsumen terbaik. Ini adalah tantangan yang akan coba kami atasi," kata Peng. "Kantor pusat Huawei HQ [di Tiongkok] akan terus berhubungan dengan pengembang Tiongkok dan basis pengembang India akan membantu kami di India serta wilayah seperti Eropa. Di setiap negara, kami akan fokus membawa 100-150 aplikasi teratas buat konsumen melalui HMS."

Huawei yang mengklaim memiliki sekitar satu juta pengembang terdaftar secara global untuk HMS, menawarkan insentif hingga $17.000 untuk integrasi aplikasi dengan HMS di India melalui dana global yang sudah disiapkan sebesar $1 miliar, yang diumumkan tahun ini untuk mengembangkan rangkaian layanan mobile-nya sendiri yang mirip dengan Google. "Kami akan menciptakan model bisnis ujung ke ujung dengan pengembang, penyedia konten dan layanan. Kami akan memberikan nilai kepada mereka," tambah Peng.

Peng mengatakan bahwa kemitraan Huawei akan memungkinkan pengembang India mendapatkan pangsa pasar yang baik karena mereka akan mendapatkan kesempatan untuk memenuhi basis pelanggan global dari Huawei. "Jika mereka bekerja sama dengan kami, biaya untuk mendapatkan pelanggan baru akan rendah. Huawei adalah salah satu dari tiga pembuat handset teratas dengan pangsa pasar yang sangat besar."


Oppo kembangkan ekosistem mobile baru buat ColorOS

Oppo di sisi lain juga mengambil jalan yang sama, dengan mengalokasikan $143 juta pada tahun 2020 untuk mendukung pengembang di seluruh dunia, termasuk India untuk mengembangkan "ekosistem layanan cerdas baru" dengan pengembang dan mitra di sekitar sistem operasi ColorOS. "Oppo memahami India sebagai pasar utama mereka dan bertujuan untuk menjangkau kumpulan besar inovator, pengembang, dan mitra," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

ColorOS adalah sistem operasi (OS) yang dibuat oleh OPPO Electronics berdasarkan OS Android dari Google. Walaupun disebut sebagai sistem operasi, tetapi ColorOS tidak jauh beda dengan EMUI (Emotion UI) dari Huawei, MIUI dari Xiaomi, One UI dari Samsung, maupun OxygenOS dari OnePlus, dalam arti hanya sebuah hamparan software diatas OS lain. Bukan OS sebenarnya yang dibangun dari dasar seperti Tizen dari Samsung, Sailfish dari Jolla, WebOS dari LG, maupun BlackBerry OS dan KaiOS, diantara sekian banyak sistem operasi mobile yang hingga saat ini masih dikembangkan. Hingga saat ini masih belum muncul adanya OS baru dari Tiongkok yang bisa berjalan secara mandiri di smartphone.

Selain Oppo sendiri, ColorOS juga digunakan oleh Realme.

Oppo India mencari start-up untuk inkubasi dan mengembangkan layanan dan aplikasi yang dapat diintegrasikan ke dalam ColorOS mereka. "Ada beberapa startup yang sudah kami pilih dan kami yakin jika layanan ini sudah berintegrasi ke platform kami akan mengarah pada pengalaman pengguna yang lebih baik. Sekarang, kami bekerja keras untuk itu," kata Tasleem Arif, wakil presiden bidang R&D di Oppo India kepada ET Telecom India.