Galaxy Fold dan Note10+ coba gulingkan dominasi iPhone di Jepang

Samsung Electronics akan merilis Galaxy Fold dan Galaxy Note10+ di Jepang akhir bulan ini. Samsung berharap smartphone lipat pertama di dunia ini bisa mempersempit kesenjangan pangsa pasar dengan saingannya terbesarnya Apple di pasar smartphone Jepang.


KDDI, operator telekomunikasi terbesar kedua di Jepang, dan Okinawa Cellular Telephone telah mengumumkan akan meluncurkan smartphone Galaxy Fold dengan nomor model SCV44 buat pelanggan mereka di Jepang. Selain Galaxy Fold, KDDI juga akan meluncurkan Galaxy Note10+ dengan nomor model SCV45. Keduanya akan bersaing dengan iPhone 11 dan iPhone 11 Pro yang secara hampir bersamaan juga meluncur di Jepang.

Selain itu, Samsung masih punya amunisi smartphone murah Galaxy A20 untuk bersaing di segmen entry level berhadapan dengan pemain lokal Jepang seperti XPERIA dari Sony maupun AQUOS dari SHARP.

Pre-order Galaxy Fold dan Galaxy Note10+ akan dibuka mulai tanggal 11 Oktober pukul 10.00 waktu setempat. Jika pre-order Galaxy Note10+ bisa dilakukan di seluruh toko online mapupun offline di Jepang, tidak begitu halnya dengan Galaxy Fold yang hanya tersedia di beberapa toko terpilih yang sudah ditunjuk sebelumnya, termasuk toko resmi Samsung: Galaxy Harajuku.

KDDI dan anak perusahaannya, Okinawa Cellular Telephone, akan menjual Galaxy Fold SCV44 secara resmi mulai tanggal 25 Oktober dan Galaxy Note10+ SCV45 mulai 18 Oktober. Galaxy Fold akan dikenakan harga 245.520 yen (sekitar 32 juta rupiah) dan Galaxy Note10+ akan dihargai sekitar setengahnya, atau 118.800 yen (sekitar 15,5 juta rupiah). Harga tersebut sudah termasuk pajak dan merupakan harga jual di au (merek layanan mobile dari KDDI) Shinjuku.


Sementara Galaxy Fold dirilis di Korea dalam model 5G, perangkat yang akan tersedia lewat layanan Au dari KDDI adalah model 4G LTE karena jaringan 5G belum dikomersialkan secara rsmi di Jepang.


Upaya Samsung bertahan di pasar Jepang

Samsung baru saja menikmati penjualan cepat dari Galaxy S10 dan S10+ di Jepang, yang menyebabkan pangsa pasarnya naik ke level tertinggi pada kuartal kedua 2019. Galaxy A30 juga telah mendapatkan popularitas yang bagus di Jepang, karena ini merupakan smartphone termurah yang tahan air dan debu, sebuah fitur yang disukai masyarakat Jepang namun masih langka dalam ponsel dengan kisaran harga antara 30.000 yen (sekitar 4 juta rupiah) hingga 40.000 yen (sekitar 5,4 juta rupiah).

Berdasarkan data dari firma riset pasar Strategy Analytics, Samsung kini menyumbang 9,8 persen dari pasar smartphone di Jepang selama kuartal kedua, naik 8,8 persen dari tahun sebelumnya. Sementara Apple menyumbang 50,8 persen selama periode yang sama.

Sebelum 2013, Samsung memiliki pangsa pasar diatas 10 persen di Jepang. Tetapi kemudian anjlok menjadi 3,4 persen pada 2016 setelah konsumen di Jepang tergila-gila dengan iPhone. Samsung sebenarnya sedikit beruntung ada di peringkat kedua setelah Apple yang mendominasi pasar, karena pemain-pemain lokal seperti Sony, Panasonic, Fujitsu maupun Sharp harus tercecer di peringkat bawah. Kontras dengan kondisi sebelum kehadiran iPhone di Jepang dimana merek-merek lokal yang merajalela.

Serangkaian upaya telah dilakukan oleh Samsung untuk mengembalikan pangsa pasarnya di Jepang, salah satunya dengan menghapus merek Samsung dari produk smartphone buatannya yang dirilis di Jepang mulai 2015 dan menggunakan merek Galaxy sebagai gantinya. Berkat langkah ini, pangsa pasar smartphone Galaxy terus meningkat, naik menjadi 5,2 persen pada 2017 dan 6,4 persen pada 2018.

Untuk lebih dekat dengan pelanggannya di Jepang, Samsung membuka toko showcase Galaxy di distrik Harajuku Tokyo yang populer di bulan Maret. Samsung mengadakan berbagai acara seperti mempromosikan perangkatnya atau menyelenggarakan kompetisi game mobile di toko unggulan untuk menarik pengunjung. Untuk memperingati Olimpiade Tokyo 2020, Samsung juga merilis edisi Olimpiade dari Galaxy S10+ untuk konsumen Jepang pada bulan Juli.

"Dari sudut pandang Samsung, ini adalah peluang besar untuk memikat lebih banyak konsumen Jepang dan akan terus meningkat pada saat Apple belum bisa merilis smartphone yang bisa dilipat," kata seorang pejabat industri, yang minta tidak disebutkan namanya.


Sejak Galaxy Fold dirilis di Korea pada 6 September dan di Perancis, Inggris Raya dan negara-negara lain akhir bulan itu, Samsung telah menikmati tanggapan yang lebih baik dari yang diharapkan dari konsumen di seluruh dunia karena perangkat baru ini mampu menghadirkan pengalaman pengguna baru dengan layar lipat besar yang tidak dimiliki perangkat lain untuk saat ini.

Perhatian juga difokuskan pada peluncuran Galaxy Fold di Jepang karena hadir di tengah memburuknya hubungan antara Korea dan Jepang setelah peraturan ekspor oleh pemerintah Jepang akan material-material utama ke Korea.