Pangsa pasar smartphone Samsung meningkat di Jepang dan Tiongkok

Samsung Electronics telah menikmati penjualan cepat dari smartphone Galaxy S10 dan S10+ terbaru di Jepang dan Tiongkok, menyebabkan pangsa pasarnya naik ke level tertinggi pada kuartal kedua 2019.



Pangsa pasar smartphone Samsung mencapai tingkatan tertinggi dalam 6 tahun terakhir di Jepang

Firma riset pasar Strategy Analytics yang berbasis di New York melaporkan bahwa smartphone Samsung kini menyumbang 9,8 persen dari pasar ponsel di Jepang selama kuartal kedua tahun ini, dengan 600.000 smartphone yang terjual, atau naik 8,8 persen dari tahun sebelumnya. Sementara pemimpin pasar Apple - yang peringkat penjualannya berada tepat diatas Samsung - menyumbang 50,8 persen. Angka itu adalah yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Walaupun sampai saat ini Samsung masih menjadi perusahaan yang menjual smartphone terbanyak di dunia, namun Samsung kurang beruntung di negara tetangganya di mana Apple telah menunjukkan dominasinya dengan penguasaan lebih dari setengah pangsa pasar.

"Peningkatan pangsa pasar di Jepang berasal dari peningkatan popularitas dari Galaxy S10 dan smartphone murah Galaxy A30," kata seorang pejabat Samsung.

Samsung meluncurkan smartphone andalannya Galaxy S10 pada bulan Maret kemarin di Jepang. Dilengkapi dengan lebih banyak kamera, premium hole display dan fitur yang baru ditambahkan seperti wireless power share, agaknya menarik minat konsumen di Jepang yang melihatnya sebagai inovasi bagus yang tidak ada di smartphone lainnya. Galaxy A30 juga telah mendapatkan popularitas yang bagus dengan layar 6,4 inci yang besar dan kamera ganda. Dibanderol dengan harga antara 30.000 yen (sekitar 4 juta rupiah) dan 40.000 yen (sekitar 5,4 juta rupiah), tergantung pada operator seluler yang membawanya, ini merupakan smartphone murah yang juga tahan air dan debu, sebuah fitur yang disukai masyarakat Jepang namun masih langka dalam ponsel dengan kisaran harga ini.

Samsung memiliki pangsa pasar diatas 10 persen di Jepang hingga tahun 2013 tetapi angka tersebut kemudian anjlok menjadi 3,4 persen pada 2016 karena kehilangan pijakannya setelah semakin berlanjutnya dominasi Apple dan kebangkitan produsen asli Jepang.

Dalam upaya untuk meningkatkan upaya pelokalannya, Samsung menghapus logo Samsung dari produk smartphone buatannya yng dirilis di Jepang mulai 2015 dan menggunakan merek Galaxy sebagai gantinya. Berkat langkah ini, pangsa pasar smartphone Galaxy terus meningkat, naik menjadi 5,2 persen pada 2017 dan 6,4 persen pada 2018.


Untuk lebih dekat dengan pelanggannya di Jepang, Samsung membuka toko showcase Galaxy di distrik Harajuku Tokyo yang populer di bulan Maret. Samsung mengadakan berbagai acara seperti mempromosikan perangkatnya atau menyelenggarakan kompetisi game mobile di toko unggulan untuk menarik pengunjung. Untuk memperingati Olimpiade Tokyo 2020, Samsung juga merilis edisi Olimpiade dari Galaxy S10+ untuk konsumen Jepang pada bulan Juli.

Mengikuti Apple dan Samsung di dua besar, Sharp mengambil pangsa pasar terbesar ketiga dengan 7,2 persen, sedangkan Sony memiliki 7 persen dan menempati posisi keempat. Huawei asal Tiongkok, yang sebelumnya mengambil pangsa pasar terbesar keempat dengan 5,9 persen pada 2018, kini harus tergeser ke posisi kelima dengan pangsa pasar 3,3 persen tahun ini. Huawei yang sedang menghadapi tekanan keras dari pemerintah Amerika Serikat terhadap produk-produknya terpaksa harus rela penjualannya menurun di negara-negara maju.


Pangsa pasar Samsung kembali diatas 1% di Tiongkok setelah tergelincir selama 4 kuartal

Samsung Electronics berhasil mengirimkan lebih dari 1 juta unit smartphone ke Tiongkok pada kuartal pertama untuk mendapatkan kembali pangsa pasar lebih dari 1,1 persen. Menurut perusahaan riset pasar Strategy Analytics, kenaikan ini mewakili rebound lebih dari 1 persen setelah kehilangan aksinya di belakang terhadap pesaing domestik yang semakin kuat selama empat kuartal terakhir.

Kebangkitan pemain lokal di Tiongkok telah melucuti raksasa elektronik yang berbasis di Seoul itu dari sebagian besar pangsa pasarnya dalam beberapa tahun terakhir. Samsung menguasai 4,9 persen pangsa pasar smartphone di Tiongkok pada 2016. Angka ini kemudian anjlok menjadi 2,1 persen pada 2017 dan 0,8 persen tahun lalu. Dilaporkan sekarang Samsung sudah mulai aktif kembali untuk mengejar para pemimpin pasar diatasnya seperti Huawei, OPPO, Vivo, Xiaomi dan Apple. Samsung juga menjadi satu-satunya vendor asing yang mengalami pertumbuhan positif di 10 besar.

Berdasarkan data dari platform e-commerce Suning yang beroperasi di Tiongkok, model Galaxy S10 dan S10+ telah mengangkat kembali pamor Samsung tahun ini. Pre-order Galaxy S10 telah menarik lebih dari tiga kali lipat konsumen di Tiongkok dibanding pendahulunya Galaxy S9 dan bisa menyamainya hanya dalam waktu dua jam saja, dimana Galaxy S9 sebelumnya butuh dua hari untuk bisa terealisasi.

Selain itu, Samsung juga menjadi lebih agresif di pasar menengah ke bawah dengan merilis seri Galaxy A baru yang dilengkapi dengan komponen teknologi tinggi, namun dijual dengan harga antara 1.000 yuan (sekitar 2 juta rupiah) sampai 3.000 yuan (sekitar 6 juta rupiah). Disamping itu masih ada seri Galaxy M yang dijual dengan harga di bawah 1.000 yuan di Tiongkok buat mereka yang benar-benar membutuhkan smartphone yang sangat murah.