Dominasi Huawei di pasar Tiongkok terancam wabah virus korona


Pengapalan Huawei melonjak lebih dari sepertiga pada tahun 2019, tetapi wabah virus korona di Tiongkok dapat berdampak negatif pada penjualan smartphone

Smartphone Huawei adalah pemenang besar di Tiongkok tahun lalu, dengan pengiriman tumbuh 35,5% tahun-ke-tahun (YoY) dengan mengorbankan Apple. Tetapi para analis memperingatkan bahwa wabah virus korona yang merebak dari Wuhan yang semakin mencengkeram negara itu akan berdampak luas pada tahun depan.

Angka-angka dari laporan terbaru yang dirilis oleh perusahaan riset pasar Canalys menunjukkan bahwa Huawei berhasil mengirimkan 142 juta unit di Tiongkok pada tahun 2019 sementara pengiriman iPhone turun 21% menjadi 27,5 juta unit, hanya 7,5% dari pasar, yang menempatkan pangsa pasar Apple di tempat kelima di negara itu. Apple memiliki 9% pada 2018.



Penjualan meningkat untuk Apple pada akhir tahun berkat iPhone 11 dengan harga yang lebih murah, yang memungkinkan Apple mengalahkan Xiaomi untuk kuartal keempat. Tetapi untuk hitungan tahun secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan smartphone Tiongkok menempati posisi empat teratas, dengan Oppo, Vivo dan Xiaomi semuanya memiliki pangsa pasar dua digit bahkan ketika mengalami penurunan pertumbuhan.

"Harga kompetitif iPhone 11 adalah kontributor besar bagi hasil di Q4 buat Apple," komentar Nicole Peng, Wakil Presiden Mobility di Canalys. “Mengingat industri sedang menuju kecepatan penuh untuk menggantikan 4G dengan ponsel 5G, konsumen cenderung menghentikan sementara penggantian ponsel ke perangkat yang terjamin masa depannya. Seri iPhone 11 menentang tren dan merupakan perangkat 4G terlaris di pasar Tiongkok. Ini telah menunjukkan masih ada faktor penarik yang kuat untuk produk Apple, dengan harga yang tepat, mengingat kekuatan perangkat keras dan layanan ekosistem. Ini akan membantu dengan tingkat peningkatan yang lebih baik dari yang diharapkan ketika iPhone 5G akhirnya tiba."

Setelah Xiaomi, kini giliran Oppo dan Vivo yang harus menderita akibat keganasan Huawei di pasar lokal. "Oppo dan Vivo menanggung beban karena penurunan selera saluran penjualan di Q4 di tengah kekuatan Huawei," kata Louis Liu, Analis di Canalys Research. “Namun, ada beberapa catatan positif. Vivo menjadi yang terbesar kedua dalam pengiriman smartphone 5G setelah Huawei pada 2019, dengan 1,2 juta unit yang dikirimkan. Merek Reno baru dari Oppo juga mulai menunjukkan harapan, karena seri Reno 3-nya telah diirimkan lebih dari 400.000 unit dalam seminggu. Setiap vendor bertekad untuk tidak kehilangan pangsa pasarnya ke Huawei dan siap untuk bertarung dengan portofolio smartphone 5G yang lebih kuat pada tahun 2020.”

Wabah virus korona yang mematikan di Wuhan juga merupakan berita buruk bagi para produsen smartphone tahun ini. Pasar smartphone telah mengalami penurunan pengiriman, yang diperkirakan melambat pada tahun 2020 berkat penyebaran jaringan 5G. Pengiriman pada kuartal keempat sudah merupakan yang terendah sejak kuartal pertama 2013, dan sekarang wabah virus di negara ini dapat lebih berdampak pada pasar.

"Vendor perlu menangani wabah ini jauh lebih serius dan mulai berpikir tentang bagaimana bereaksi dalam berbagai skenario," kata Peng. Sejak dimulainya wabah di Wuhan pada bulan Desember, langkah-langkah ketat yang diterapkan oleh pemerintah Tiongkok telah mengakibatkan pekerja pabrik tinggal di rumah, yang dapat memengaruhi manufaktur. Ritel juga akan terpengaruh karena semakin banyak orang yang tinggal di rumah.

Salah satu alasan kemerosotan dalam penjualan smartphone kuartal terakhir adalah bahwa konsumen sedang menunggu ponsel 5G yang lebih terjangkau. Merek berlomba untuk mengadopsi standar jaringan berkecepatan tinggi yang baru. Pengiriman smartphone 5G diperkirakan akan melebihi 150 juta unit di Tiongkok tahun ini. Akibatnya, persaingan di antara lima vendor teratas akan menjadi kejam.

“Pasar secara keseluruhan telah menghadapi tekanan tinggi untuk berhemat dengan peristiwa angsa hitam tentang merebaknya virus korona. Ini akan memiliki efek buruk yang signifikan dan tahan lama pada industri manufaktur teknologi negara, sektor ritel dan konsumsi konsumen. Vendor harus mulai mempersiapkan risiko bisnis lebih lanjut dan gangguan di tengah wabah yang sedang berkembang," kata Peng. Merebaknya virus korona berhubungan dengan teori angsa hitam (black swan theory) yang merujuk pada peristiwa langka yang berdampak besar, sulit diprediksi dan di luar perkiraan biasa. Teori ini dideskripsikan oleh Nassim Nicholas Taleb dalam bukunya The Black Swan tahun 2007.

Tahun lalu, 8,9 juta smartphone 5G dikirimkan di Tiongkok, dengan Huawei menyumbang 78% dari pasar. Huawei memiliki beberapa keuntungan di kandangnya sendiri, termasuk perang dagang yang membuat mereka mendapat dukungan dari pemerintah dan rakyat di Tiongkok bahkan saat itu melukai operasional smartphone mereka di luar negeri. Huawei juga mendesain chipset 5G sendiri.


Vivo dan Xiaomi adalah satu-satunya merek yang bersaing dalam kategori smartphone 5G kelas menengah di Tiongkok tahun lalu sejak Oppo mencadangkan ponsel 5G untuk Eropa. Ketika penjualan smartphone mengalami kesulitan di tiongkok, Xiaomi mengumumkan sepuluh ponsel 5G pada tahun 2020.