Samsung targetkan 300 juta smartphone di 2019: pangsa pasar lebih penting daripada keuntungan

Samsung Electronics berhasil mempertahankan posisi teratasnya di pasar smartphone global pada bulan Juli dengan penjualan yang lebih baik dari perkiraan untuk edisi ponsel premium yang ke 10 dan peningkatan lini produk Galaxy A yang berharga terjangkau.


Berdasarkan laporan dari Counterpoint dan NH Investment & Securities, penjualan smartphone global pada bulan Juli diperkirakan mencapai 118 juta unit, berkontraksi 7 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Permintaan ponsel melemah tajam di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok di tengah ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung. Penjualan smartphone di AS turun 3 persen pada bulan Juli dibanding bulan sebelumnya dan turun 15 persen dari tahun sebelumnya, dan begitu juga di Tiongkok yang turun 3 persen dalam sebulan dan 11 persen dari tahun sebelumnya.

Hanya India sebagai pasar smartphone utama yang permintaannya meningkat 1 persen dalam sebulan dan 4 persen dari tahun sebelumnya.

Meskipun permintaan smartphone terus melemah di seluruh dunia, namun Samsung mampu terus meningkatkan pengiriman smartphone buatannya dan diperkirakan telah menjual 26,49 juta unit smarphone di bulan Juli, atau naik 2 persen dari bulan sebelumnya dan 3 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Raksasa teknologi Korea ini bertanggung jawab atas 22 persen pangsa pasar smartphone global pada bulan Juli, untuk mempertahankan posisi teratasnya. Pangsa pasarnya di AS adalah 27 persen, 3 poin persentase lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Di Tiongkok, mereka menyumbang 0,7 persen, turun sedikit dari bulan sebelumnya 0,9 persen.

Apple, pesaing utama Samsung untuk kategori premium, diperkirakan telah menjual 11,06 juta unit pada Juli, untuk mengklaim 9 persen dari pasar smartphone global. Pengirimannya naik 4 persen dari bulan sebelumnya tetapi jatuh 15 persen dari tahun sebelumnya. Pangsanya di pasar smartphone AS menyusut menjadi 38 persen pada bulan Juli dari 41 persen sebulan sebelumnya sementara Apple berhasil mempertahankan pangsa pasarnya di Tiongkok sekitar 4 persen.

Sementara Huawei yang kini menempel Samsung di peringkat kedua, diperkirakan telah menjual 18,6 juta smartphone di seluruh dunia pada bulan Juli, tumbuh 14,7 persen dalam sebulan tetapi turun 5,9 persen dalam setahun. Pangsa di pasar smartphone global mereka adalah 15,7 persen.


Samsung berniat jual 300 juta smartphone tiap tahunnya

Keberhasilan Samsung untuk menjual smartphone diatas 25 juta unit tiap bulannya semakin mempertegas ambisi Samsung untuk menjual 300 juta smartphone di 2019. CEO Samsung Electronics untuk divisi IT & Mobile Communictions Koh Dong-jin (DJ Koh) sebelumnya mengatakan bahwa perusahaannya berencana untuk mempertahankan jumlah pengiriman smartphone tahunan minimal 300 juta unit.

DJ Koh membuat janji tersebut pada tanggal 7 Agustus kemarin setelah acara peluncuran untuk Galaxy Note10 di New York. “Pangsa pasar seperti garis hidup untuk bisnis, sementara laba adalah karakternya. Dalam semua kasus, garis hidup lebih diutamakan,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa pada paruh pertama tahun ini, Samsung telah memprioritaskan pangsa pasar, tetapi pada paruh kedua, mereka baru akan fokus pada menghasilkan keuntungan. Ini artinya, Samsung lebih mendahulukan untuk pencapaian target pangsa pasar daripada keuntungan.

Untuk memuluskan target pencapaian 300 juta rencana pengiriman, Samsung berencana untuk memperluas pangsa pasar ponsel murah seperti seri Galaxy A, sementara juga memperluas kembali penetrasi di lebih banyak pasar high-end dengan merayu lebih banyak konsumen agar mau upgrade ke perangkat yang sudah mendukung jaringan 5G.

Untuk Galaxy Note 10, DJ Koh menolak untuk mengungkap target penjualan, tetapi analis pasar mengharapkan pda kisaran 9,5 juta unit, sama dengan model sebelumnya. Galaxy Note10 5G akan diluncurkan di lebih banyak area daripada Galaxy S10. Di Korea Selatan, Samsung menjual 1,7 juta untuk versi Galaxy S10 5G, sementara secara global, Samsung menjual 2,2 juta handset.

Peluncuran Galaxy Fold pada bulan September mendatang tidak akan mempengaruhi lini bawah dalam hal pengiriman target, karena pada bulan April, Samsung telah mengantisipasi penjualan sekitar 1 juta handset, yaitu sekitar 0,3% dari proyeksi penjualan 300 juta. DJ Koh menambahkan bahwa karena negara-negara peluncuran sekarang telah berkurang menjadi sekitar 20, jadi tidak mungkin bahkan mencapai angka 1 juta.

Di pasar ponsel murah, kepala eksekutif Samsung tersebut mengindikasikan bahwa Samsung akan memperluas ODM sejauh tidak mempengaruhi merek perusahaan. DJ Koh mengatakan bahwa hampir mustahil bagi Samsung untuk mendapatkan keuntungan dari handset yang harganya di bawah 2 juta rupiah dengan membuatnya sendiri. “Sangat penting bagi kami untuk menuju ODM pada tingkat tertentu, selama kriteria kami dipenuhi,” katanya.

Berbicara soal keretakan hubungan baru-baru ini antara Korea Selatan dan Jepang, DJ Koh mengatakan bahwa hal tersebut belum begitu berpengaruh buat bisnis smartphone. "Karena kami telah mengamankan komponen hingga 4 bulan, tidak akan ada dampak apa pun pada Galaxy Note10, atau Galaxy Fold, tetapi kami masih tidak tahu apa yang akan terjadi selama beberapa bulan ke depan," katanya.