Samsung gunakan smartphone buatan Tiongkok untuk melawan vendor Tiongkok

Samsung Electronics mulai lebih condong ke arah metode ODM (Original Design Manufacturer) untuk smartphone kelas menengah ke bawah daripada memproduksinya sendiri. Tujuannya untuk menurunkan biaya produksi dengan meminta pabrikan Tiongkok bertanggung jawab atas pengembangan dan produksi perangkat sekaligus pengadaan suku cadang.


ODM adalah sebuah perusahaan yang mendesain dan memproduksi produk, seperti yang sudah ditentukan, yang akhirnya diganti namanya oleh perusahaan lain untuk dijual. Perusahaan tersebut memungkinkan perusahaan yang memiliki atau melisensikan merek untuk menghasilkan produk (baik sebagai tambahan atau produk sendiri) tanpa harus terlibat dalam sebuah organisasi atau memiliki pabrik sendiri.

Jenis bisnis ini adalah bagian dari "outsourcing", dimana ODM beroperasi sebagai produsen massal untuk banyak merek perusahaan, dibantu oleh biaya tenaga kerja yang rendah, transportasi berbiaya rendah, dan sifatnya yang mendekati komoditas dari input fisik. ODM untuk perangkat elektronik sering ditemui di Tiongkok untuk produksi ponsel dan Taiwan untuk komputer.

Smartphone murah Samsung akan sama dengan Xiaomi?

Sejak lama beredar kabar bahwa Samsung Electronics berencana untuk melakukan outsourcing produksi untuk beberapa smartphone Galaxy buat kelas menengah dan entry level yang awalnya ditujukan untuk pasar Tiongkok. Menurut beberapa laporan berita, eksekutif bisnis mobile Samsung yang dipimpin oleh Wakil Presiden Eksekutif Roh Tae-moon pada sekitar bulan September tahun lalu telah mengunjungi Wingtech Technology, perusahaan ODM yang banyak membuat smartphone untuk Xiaomi di Tiongkok, untuk membahas kemungkinan pembuatan smartphone Samsung di pabrik Wingtech. Kunjungan ini terjadi setelah Vice Chairman Samsung Electronics Lee Jae-yong (Jay Y. Lee) berkunjung terlebih dahulu ke Tiongkok tahun lalu.

"Perusahaan telah mempertimbangkan untuk memperkenalkan sistem ODM tidak hanya di Tiongkok tetapi juga di negara lain bila diperlukan," kata seorang juru bicara Samsung yang tidak mau menyebutkan namanya.

Samsung tampaknya terinspirasi oleh Apple yang bisa memangkas biaya produksi dari pembuatan iPhone dengan memproduksinya di Tiongkok. "Ada diskusi internal yang tidak terlalu serius di antara para pejabat senior yang bertanggung jawab atas bisnis di Tiongkok beberapa tahun yang lalu, ketika kemitraan Apple-Foxconn tampaknya bekerja dengan baik dalam hal rasio biaya terhadap kualitas," kata seorang pejabat Samsung. "Beberapa model dapat diproduksi melalui pesanan ODM, tetapi Samsung lebih cenderung mempertahankan posisinya yang didorong manufaktur di pasar," katanya.

Para ahli mengatakan Samsung tidak punya pilihan selain memangkas harga untuk bersaing dengan rival dari Tiongkok seperti Xiaomi dan Huawei. Wingtech Technology saat ini merupakan perusahaan ODM smartphone nomor 1 di Tiongkok yang telah memproduksi lebih dari 90 juta ponsel. Pelanggannya termasuk Huawei, Xiaomi, Lenovo dan Meizu. Tahun lalu, mereka menambahkan Samsung, LG Electronics dan OPPO.


Galaxy A6s yang dirilis di Tiongkok bulan November tahun lalu, adalah produk pertama yang diproduksi oleh Wingtech. Sejauh ini, Samsung telah meng-outsourcing tiga model smartphone Galaxy low-end ke Wingtech. "Sejak tahun lalu, Samsung telah meng-outsourcing total empat smartphone Galaxy low-end ke Wingtech," kata salah satu sumber di Korea yang dekat dengan masalah ini. "Kontrak mereka berakhir pada bulan September, tetapi sepertinya Samsung akan meminta dua model lagi."

Awal bulan ini, seorang eksekutif tingkat tinggi Wingtech datang ke Korea Selatan untuk bertemu dengan Roh Tae-moon dan mendiskusikan bagaimana memperluas hubungan mereka.

Galaxy A60 yang dirilis tahun ini juga diproduksi oleh perusahaan ODM. Selain Wingtech, Huaqin dari Tiongkok juga telah ditambahkan sebagai mitra ODM oleh Samsung. Industri smartphone memperkirakan bahwa kedua perusahaan ODM ini akan memproduksi antara 30 juta dan 40 juta smartphone setiap tahunnya untuk Samsung.

Samsung percaya bahwa metode ODM lebih efektif daripada memproduksi smartphone sendiri sehingga tidak ketinggalan dalam persaingan untuk harga yang kompetitif dengan produsen smartphone Cina seperti Huawei, Xiaomi, OPPO, Vivo dan Realme. "Kami telah memutuskan untuk menggunakan perusahaan ODM untuk produk yang dirilis di negara-negara tertentu untuk mengoperasikan sumber daya internal dan jajaran yang lebih efektif dan untuk secara aktif memenuhi permintaan dari pelanggan dan pasar," kata seorang perwakilan untuk Samsung Electronics.

Menurut perusahaan riset pasar Strategy Analytics, dari total 1,42 miliar total handset yang diproduksi tahun lalu secara global, hingga 430 juta - atau 30% nya - adalah ponsel ODM. Vendor smartphone yang sangat bergantung pada ODM untuk merancang dan membuat produk mereka antara lain Nokia HMD, Motorola, dan Xiaomi. Selain Wingtech, Xiaomi juga bergantung pada perusahaan ODM lain, yaitu Longcheer. Sebagai perbandingan, desain eksternal hanya menyumbang kurang dari 5% dari produk dari Samsung, OPPO, dan Vivo. Apple dan OnePlus, dengan portofolio produk mereka yang ramping yang menargetkan pasar premium, hanya melakukan outsourcing manufaktur ke perusahaan Electronics Manufacturing Services (EMS) seperti Foxconn dan Pegatron. Sementara sekitar 23% pengiriman smartphone Huawei Group juga berasal dari perusahaan EMS, dan prosentasenya terus meningkat.


EMS adalah perusahaan yang merancang, membuat, menguji, mendistribusikan, dan menyediakan layanan pengembalian/perbaikan untuk komponen dan rakitan elektronik untuk original equipment manufacturers (OEM). Sebagian besar perusahaan EMS ada di Shenzhen. Sementara Original Equipment Manufacturer (OEM) adalah perusahaan yang memproduksi komponen dan peralatan yang bisa dipasarkan oleh produsen lain atau mereka sendiri. Perusahaan OEM terbesar di dunia dengan skala dan pendapatan adalah Samsung dan Foxconn, perusahaan elektronik Taiwan, yang memproduksi suku cadang dan peralatan untuk perusahaan lain termasuk Apple, Dell, Google, Huawei dan Nintendo.


Berdasarkan data data riset dari IHS, diperkirakan persentase smartphone Samsung yang diproduksi oleh perusahaan ODM akan meningkat dari 3% pada 2018 menjadi 8% pada 2019. Jadi mayoritas smartphone Samsung masih dibuat oleh pabrik Samsung sendiri, terutama untuk model unggulan seperti seri Galaxy S dan Note.

Wingtech bangun pabrik di India dan Indonesia

Semakin meningkatnya klien yang dimiliki membuat Wingtech Technology memperluas lini produksinya ke India dan Indonesia untuk membuat handset ke pasar yang semakin padat. Perusahaan yang berbasis di Shanghai ini berencana untuk mendirikan pabrik di kedua negara Asia tersebut, sambil menambahkan bahwa India akan memiliki kapasitas produksi bulanan hingga 3 juta handset, dan pabrik di Indonesia akan menghasilkan 500.000 unit setiap bulan.


Wingtech beralasan dengan tingkat populasi di India yang mencapai 1,3 miliar dan Indonesia dengan 260 juta penduduk memiliki potensi permintaan yang sangat tinggi untuk smartphone. Perusahaan yang didirikan tahun 1993 ini akan menambah modal terdaftar dari cabang mereka di India yang disebut Wingtech Mobile Communications menjadi sekitar 135 juta yuan (sekitar 276 miliar rupiah) untuk memfasilitasi proyek di India. Sementara di Indonesia, Wingtech akan memerintahkan unitnya di Hong Kong untuk mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal untuk mengawasi pembangunan pabrik. Modal terdaftar untuk perusahaan patungan di Indonesia akan berkisar 24,4 juta yuan (sekitar 50 miliar rupiah), dan mitra Tiongkok akan memegang 60 persen dari ekuitas.

Dalam deskripsinya, PT. Wingtech Technology Indonesia menyebutkan bahwa mereka perusahaan mereka bergerak dalam bidang manufacture/perakitan ponsel Samsung, dan kedepannya mereka akan memproduksi ponsel yang bermerek Xiaomi dan OPPO. Pabrik Wingtech di Indonesia terletak di Kawasan Industri Candi, Jalan Gatot Subroto, Krapyak, Semarang, Jawa Tengah.

Wingtech juga meningkatkan upaya untuk bersaing di pasar jaringan nirkabel generasi kelima yang baru lahir. Mereka adalah ODM pertama di dunia yang menandatangani kesepakatan dengan Qualcomm mengenai lisensi produksi chip baseband Snapdragon X55 5G, generasi kedua dari chip baseband X50 5G. Menurut juru bicara Wingtech, produk-produk ponsel 5G ini diharapkan akan diluncurkan tahun ini juga.