Teknologi AI Samsung mampu membuat klip video cuma dari selembar foto


Samsung Electronics telah mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) baru yang bisa mengubah gambar diam menjadi video untuk menunjukkan berbagai ekspresi wajah dan gerakan seseorang. Hasil pengembangan ini bisa menjadi masa depan dari teknologi 'deepfake'.

Para peneliti di laboratorium AI Samsung di Rusia menerbitkan sebuah makalah minggu ini yang menguraikan teknik di mana gambar potret dapat dibuat tampak seolah-olah subyeknya bergerak dan berbicara dalam rekaman video yang realistis. Tidak seperti video "deepfake" konvensional yang mengandalkan mesin pelatihan pada sekumpulan data besar dari gambar subyek yang dimaksud, teknologi yang dikembangkan bersama dengan Institut Sains dan Teknologi Skolkovo Rusia ini tidak memerlukan proses pemodelan 3D dan dapat membuat video palsu yang meyakinkan hanya dengan selembar foto satu-satunya.

Pembuat video Deepfake biasanya menggunakan apa yang disebut Generative Adversarial Network, sebuah set-up di mana dua neural network dilatih pada sekumpulan data dari subyek gambar yang sama. Salah satunya kemudian mencoba untuk membuat gambar sendiri menyerupai apa yang dilihatnya, sampai yang lain tidak bisa lagi membedakan antara hasil ciptaan itu dan gambar yang sebenarnya.

Alih-alih melatih sistem ini pada banyak gambar dari satu orang, para peneliti Samsung memberinya segudang video gerakan wajah yang beragam dimana kemudian sistem ini mampu memetakan fitur wajah dan ekspresi tertentu. Proses preloading software kemudian disetel sehingga cukup gesit untuk mendekati gerakan wajah siapa pun dari Monalisa, Marilyn Monroe, Albert Einstein sampai ke Salvador Dali.

Teknologi ini diperkenalkan pertama kali kepada publik dengan abstraksinya diterbitkan di situs web arxiv.org untuk makalah penelitian dalam matematika dan fisika. Para ahli mengatakan teknologi ini dapat diterapkan secara luas untuk aplikasi seperti panggilan video, game online, dan film fiksi ilmiah. Teknologi juga diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan gambar avatar di smartphone Samsung Galaxy terbaru.

Kekhawatiran juga berkembang tentang potensi penggunaan teknologi AI canggih dalam pembuatan video palsu yang dapat mempengaruhi publik. Tahun lalu anggota parlemen di Amerika Serikat (AS) mulai mengusulkan RUU untuk mengatur aplikasi teknologi tersebut, lewat peringatan video palsu bisa merusak keamanan nasional. Facebook baru-baru ini juga mengembangkan model machine learning untuk mengidentifikasi video palsu.

Samsung Electronics membuka pusat penelitian AI di Moskow Mei tahun lalu untuk memanfaatkan keahlian para ilmuwan Rusia dalam ilmu-ilmu dasar. Fasilitas Rusia itu mengajak para ahli di bidang machine learning, termasuk Profesor Dmitri Vetrov dari Sekolah Tinggi Ekonomi dan Profesor Viktor Lempitsky dari Institut Ilmu Pengetahuan Skolkovo.