Samsung akuisisi Kngine, mesin pencari berbasis AI


Samsung Electronics mengumumkan pada hari Selasa (6/3) kemarin bahwa afiliasinya telah mengakuisisi 100 persen saham di mesin pencari Kngine yang berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Kngine (diucapkan "kin-gin") (singkatan dari "Knowledge Engine") adalah mesin pengetahuan yang dirancang untuk memberi jawaban langsung atas pertanyaan Anda.

Kngine awalnya didirikan sebagai startup di Mesir oleh ilmuwan komputer otodidak Haytham ElFadeel dan software engineer Ashraf ElFadeel pada tahun 2013. Kngine dibangun di atas kepercayaan bahwa ada orang yang memiliki pertanyaan dan ada cukup banyak informasi di Web untuk menjawabnya. Khususnya buat pengguna mobile yang membutuhkan jawaban, bukan rentetan halaman berisi link yang mungkin atau mungkin tidak mengarah pada jawaban. Karena mereka sedang dalam perjalanan dan sering membutuhkan jawabannya sekarang. Karena itu kami putuskan perubahan itu.


Kngine didukung oleh mesin penjawab pertanyaan novel hybrid yang memanfaatkan efisiensi pendekatan Berbasis Pengetahuan dan kemampuan pendekatan Deep Learning. Ekstraksi Engine milik Kngine mengumpulkan data tidak terstruktur dalam jumlah besar yang akan terus bertambah dengan memanfaatkan pengolahan bahasa alami, pembelajaran mesin (machine learning), dan algoritma pembelajaran dalam (deep learning). Karena membaca melalui data, ia mempelajari konsep, informasi dan hubungan yang bermakna. Setelah verifikasi, informasi ini merupakan dasar dari Kngine Knowledge Graph.

Awalnya, Kngine mendapat pendanaan dari beberapa perusahaan termasuk diantaranya Samsung NEXT, unit modal ventura milik Samsung yang khusus memberikan dukungan buat startup global, Swari Ventures dan Vodafone Xone sejak tahun 2014 saat startup ini memilih hijrah dari Kairo ke Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, seluruh saham Kngine akhirnya diakuisisi sepenuhnya oleh Samsung.

"Bagian penelitian kami Samsung Research America mengakuisisi seluruh sahamnya pada bulan Oktober tahun lalu," kata seorang pejabat Samsung, yang menolak untuk mengungkap rincian keuangan untuk proses akuisisi tersebut.

Akuisisi ini dianggap sejalan dengan upaya Samsung untuk memajukan solusi mobile AI-nya, termasuk Bixby, yang dipasang di smartphone dan terus meluas ke jenis perangkat lainnya mulai tahun ini. Samsung sebelumnya telah mengambil alih perusahaan AI, Viv Labs, yang didirikan oleh kreator dari Siri milik Apple senilai 3 triliun rupiah pada tahun 2016, dan terakhir mempekerjakan Larry Heck, yang memainkan peran penting dalam pembuatan Microsoft Cortana dan Google Assistant, sebagai direktur riset AI.

Perusahaan AI lainnya yang saat ini mendapatkan pendanaan dari Samsung meliputi Reactor Labs, Expect Labs dan Vicarious.

Perbandingan kemampuan mesin pencari antara Kngine, Google dan Wolfram Alpha bisa dilihat melalui video berikut: