Whisk luncurkan aplikasi Food AI buat kulkas Family Hub


Whisk menghadirkan pengalaman memasak yang digerakkan oleh Artificial Intelligence (AI) untuk peralatan dapur Samsung

Whisk, platform makanan pintar yang diakuisisi oleh Samsung NEXT tahun lalu, hari ini meluncurkan Food AI canggih yang dikembangkan dalam kolaborasi dengan ahli gizi, ilmuwan makanan, insinyur perangkat lunak, dan pengecer grosir dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Korea dan Eropa.

Food AI dari Whisk menyatukan preferensi, maksud, dan konteks pengguna untuk menghadirkan pengalaman memasak yang dipersonalisasi. Untuk menginformasikan kepada AI, pengguna cukup menyimpan beberapa resep favorit mereka ke dalam kotak resep Whisk dan, jika mereka mau, membagikan preferensi makanan pribadi (misalnya makanan kesukaan, batasan diet, toko pengecer langganan) dan lokasi mereka. Pengguna kemudian menerima rekomendasi makanan yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi mereka, resep yang disimpan dan konteks lainnya (misalnya cuaca lokal, barang musiman).


Pengalaman memasak yang dipersonalisasi yang ditunjukkan hari ini di CES 2020 dihidupkan kembali oleh kombinasi Food AI dan Samsung Family Hub baru dengan kamera ViewInside, di mana pengenalan gambar bertenaga AI digunakan untuk terlebih dahulu memahami apa yang ada di dalam lemari es. Kemudian, lemari es merekomendasikan resep makanan yang dikuratori yang menggabungkan bahan-bahan makanan yang sudah Anda miliki dengan preferensi, keinginan, dan kebutuhan situasional Anda.

Dampak dari ini melampaui pengalaman memasak individu untuk membantu keluarga membuat keputusan makanan yang lebih cerdas. “Di AS rata-rata orang membuang 238 pon makanan per tahun - itu adalah 21 persen makanan yang mereka beli. Bahan-bahan makanan yang terbuang juga harganya rata-rata per-rumah tangga di AS mencapai $1.800 per tahun [1]. Ketika digabungkan dengan fakta bahwa orang secara umum pada akhirnya memasak hidangan yang sama dengan 7-9 kali pengulangan, orang tidak terinspirasi untuk menemukan solusi kreatif untuk menggunakan bahan-bahan makanan sisa, membuang-buang makanan, waktu dan uang,” kata Nick Holzherr, Kepala Produk, Whisk di Samsung NEXT. "Food AI dari Whisk mengambil bahan-bahan makanan yang Anda miliki dan menemukan manfaatnya melalui pemahaman tentang jenis-jenis resep yang Anda nikmati, menjadikan pengalaman memasak Anda lebih sederhana dan lebih cerdas."


Food AI dari Whisk adalah hasil kolaborasi dengan lebih dari 100 pakar data makanan, ahli gizi, ilmuwan data, dan insinyur perangkat lunak yang bekerja bersama dari Seoul, Birmingham, Inggris, San Francisco, New York, St. Petersburg, dan Tel Aviv. Dalam kolaborasi ini, Whisk, Samsung NEXT dan Samsung Research telah mempertemukan para pemain kunci dari seluruh Samsung secara internal, serta dari komunitas makanan dan sains di industri dan akademisi.

Bulan lalu, Whisk meluncurkan set aplikasi multi-platform pertamanya untuk memberdayakan pengguna dengan cara yang lebih cepat untuk merencanakan dan berbelanja makanan dengan mengubah resep yang disimpan menjadi daftar belanja yang kolaboratif dan lebih cerdas. Lihat lebih lanjut disini.


Tentang Whisk:

Whisk adalah platform makanan terpandai di dunia yang menghubungkan resep dan produk dengan belanja dan memasak. Memanfaatkan artificial intelligence dan deep learning, Whisk bermitra dengan pengecer, penerbit, merek Barang Kemasan Konsumen (CPG), dan perusahaan kesehatan terbesar di dunia untuk melibatkan pengguna guna menciptakan pengalaman makanan yang bermakna dan mendorong pertumbuhan di setiap langkah perjalanan makanan - mulai dari perencanaan makanan hingga tersedia diatas piring. Whisk didirikan pada tahun 2012 oleh Nick Holzherr dan telah menjadi bagian dari Samsung NEXT sejak Maret 2019.


[1] Buzby, Jean C. et al. “The Estimated Amount, Value, and Calories of Postharvest Food Losses at the Retail and Consumer Levels in the United States.” Economic Research Service, USDA, Februari 2014. Diambil pada 7 Maret 2019