India lampaui AS untuk menjadi pasar smartphone terbesar kedua di dunia

  • Xiaomi berhasil mempertahankan posisi nomor satu untuk tahun kedua berturut-turut.
  • realme (255%), Vivo (76%), Asus (67%) dan OnePlus (29%) adalah merek smartphone yang tumbuh paling cepat secara tahunan.
  • Pangsa gabungan dari lima merek smartphone teratas (~ 84%) mencapai level tertinggi yang pernah ada.

Menurut penelitian terbaru dari perusahaan riset pasar Counterpoint, pasar smartphone India melampaui Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya pada tingkat tahunan, menjadi pasar smartphone terbesar kedua di dunia, mencapai 158 juta pengiriman pada tahun 2019 dengan pertumbuhan 7% YoY (tahunan). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan segmen menengah di mana merek-merek Tiongkok secara agresif memperkenalkan banyak fitur dan kemampuan kelas flagship untuk menangkap permintaan yang datang dari pengguna yang ingin upgrade dari smartphone pertama atau kedua mereka. Selain itu, saluran toko online menjadi platform penjualan yang disukai untuk memperkenalkan produk-produk ini lebih cepat ke pasar.

“Meskipun tingkat pertumbuhan untuk pasar smartphone hanya satu digit untuk pertama kalinya secara tahunan, India relatif kurang penetrasi dibandingkan dengan banyak pasar lainnya; dimana penetrasi 4G di antara pelanggan sekitar 55%. Ke depannya, kami berharap permintaan ini tumbuh lebih jauh karena transisi yang berkelanjutan dari feature phone ke smartphone dan difusi progresif fitur-fitur smartphone utama ke tingkat harga entry-level sebagai hasil dari persaingan yang sangat ketat di antara banyak pemain. Kami selanjutnya mengharapkan merek-merek untuk memiliki strategi multi-tier yang melibatkan kemitraan dalam ekosistem mobile dari perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan, sehingga menciptakan peluang dalam segmen yang berbeda seperti hiburan, game, layanan keuangan dan banyak lagi," kata Tarun Pathak, Associate Director dari Counterpoint, yang mengomentari dinamika di pasar smartphone India.

Sedangkan untuk mengomentari lanskap kompetitif di pasar smartphone India, Anshika Jain, Analis Penelitian di Counterpoint Research mengatakan, “Pangsa merek-merek Tiongkok mencapai rekor 72% untuk tahun 2019 dibandingkan dengan 60% setahun lalu. Selama 2019 kita telah melihat semua pemain besar Tiongkok memperluas jejak mereka di saluran offline dan online untuk mendapatkan pangsa pasar. Misalnya, Xiaomi, realme, dan OnePlus telah meningkatkan titik penjualan offline mereka, sementara merek seperti Vivo telah memperluas jangkauan online mereka dengan seri Z dan U. 2019 juga menandai ulang tahun kelima di India untuk beberapa OEM [vendor smartphone]. Beberapa telah melihat pertumbuhan yang signifikan dari tahun pertama operasional mereka. Misalnya, selama empat tahun terakhir, Xiaomi, Vivo, dan OnePlus telah tumbuh masing-masing 15x, 24x, dan 18x. Ini menyoroti bahwa OEM cukup matang untuk menangkap gelombang pertumbuhan berikutnya dan semakin memperluas operasionalnya di India."


Sementara pasar smartphone mencatat pertumbuhan YoY, pasar feature phone mengalami penurunan tajam sekitar 42% YoY pada 2019 dan 38% YoY di Q4 2019. Ini disebabkan oleh pelambatan pengiriman baru dari Reliance Jio. Namun, para pemain feature phone seperti itel, Lava, Nokia dan Micromax mencatat pertumbuhan tahunan yang positif meskipun terjadi penurunan segmen secara keseluruhan. Bahkan, itel muncul sebagai merek feature phone nomor satu di Q4 2019 diikuti oleh Samsung dan Lava.


Secara ringkas, pasar smartphone India tumbuh 7% YoY di Q4 2019 dan di 2019 karena ekspansi merek-merek Tiongkok dengan harga yang agresif dan strategi promosi.

Xiaomi tumbuh 7% YoY pada Q4 2019 dan 5% YoY pada 2019 didorong oleh ekspansi saluran offline dan kinerja yang kuat dari seri Redmi Note. India sekarang merupakan pasar terbesar bagi Xiaomi, melampaui pasar dalam negerinya sendiri, Tiongkok, pada tahun 2019. Namun, tingkat pertumbuhan telah menurun menjadi satu digit karena Xiaomi sekarang melayani basis konsumen yang jauh lebih besar di India. Oleh karena itu, 2020 akan memerlukan strategi spesifik terkait dengan retensi dan akuisisi pengguna masing-masing.

Vivo tumbuh 76% YoY di 2019 dan 134% YoY di Q4 2019 yang mendorong kinerja yang baik dari seri segmen murahnya. Juga, dengan berhasil beralih ke online dan secara agresif memposisikan seri S di segmen offline dengan fitur-fitur baru, dimana mereka berhasil membuat ceruk di segmen kisaran harga INR 15.000 - INR 20.000 (3 juta - 4 juta rupiah). Karena itu, Vivo meraih posisi kedua untuk pertama kalinya di pasar smartphone India.

Pengiriman Samsung hampir stagnan secara YoY di 4Q19, sementara itu data menunjukkan penurunan 5% secara YoY pada tahun 2019 secara keseluruhan. Pengiriman Samsung didorong oleh seri A dan M yang ditingkatkan (A50s, A30s, M30s, dan A20s). Ini adalah untuk pertama kalinya Samsung beralih ke portofolio yang sama sekali baru yang menargetkan berbagai saluran (offline dengan seri A dan online dengan seri M). Namun, Samsung perlu meningkatkan usahanya dua kali lipat untuk menjaga momentum mereka bisa terus berjalan.

Pengiriman OPPO hampir dua kali lipat secara YoY pada Q4 2019, karena permintaan untuk perangkat segmen murah A5s dan kinerja yang baik dari perangkat yang baru diluncurkan A9 2020 dan A5 2020 di segmen offline. OPPO sekarang secara agresif bergerak menuju titik harga yang lebih tinggi dengan diperkenalkannya seri Reno.

realme tumbuh 255% di India pada tahun 2019. Pertumbuhan realme didorong oleh strategi go-to-market yang agresif yang melibatkan peluncuran beberapa smartphone dengan fitur unika yang pertama dihadirkan di pasar dengan bahasa desain yang kuat. Ini beresonansi dengan baik di kalangan konsumen muda yang mencari perangkat bernilai baik. Pada kuartal keempat 2019, realme juga masuk ke segmen premium untuk pertama kalinya dengan perangkat X2 Pro-nya, yang memulai penjualan dengan kuat.

Semua merek besar sekarang bertujuan untuk memperluas tingkat harga menengah ke atas, yang kemungkinan akan menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat di tahun 2020.

Transsion Group (Itel, Infinix, dan Tecno) mencapai pangsa pasar tertinggi pada Q4 2019. Transsion tetap kuat di kota tingkat 3, kota tingkat 4 dan pedesaan di India. Itel adalah merek smartphone nomor satu di segmen entry-level dengan harga sub-INR 4.000 (dibawah 800 ribu rupiah), sementara Tecno dan Infinix memamerkan pertumbuhan YoY di segmen INR 6.000 - INR 10.000 (1 juta - 2 juta rupiah) dengan membawa fitur-fitur smartphone secara agresif pada titik harga yang lebih rendah seperti layar 6,6 inci, rasio aspek 20:9, baterai 5000 mAH, dll.

Apple adalah salah satu merek dengan pertumbuhan tercepat di Q4 2019 didorong oleh beberapa kali pemotongan harga pada perangkat XR-nya, berkat manufaktur lokal di India. Selain itu, di tahun 2019 juga terjadi peluncuran tercepat iPhone baru Apple (seri 11) di India, dengan harga yang agresif dan strategi saluran penjualan yang baik. Bahkan, seri baru terutama iPhone 11 diperkenalkan pada titik harga yang lebih rendah daripada iPhone XR tahun lalu. Ini telah membantu untuk mendapatkan pangsa pasar selama musim perayaan dan pada kuartal peluncurannya di India.