Pangsa pasar smartphone Vivo dan Realme naik selama Q3 2019 di Indonesia

Pasar smartphone Indonesia tumbuh 7% per tahun pada Q3 2019. Realme tumbuh 38% secara berurutan hanya dalam empat kuartal sejak diluncurkan. Pangsa pasar merek Tiongkok mencapai rekor 65% di kuartal ini.

Menurut penelitian terbaru dari perusahaan riset pasar Counterpoint, pengiriman smartphone Indonesia tumbuh 7% per tahun selama Q3 2019 (Juli - September), yang didorong oleh kenaikan penjualan baik lewat saluran penjualan online oleh platform ritel seperti Blibli, JD.id dan Lazada, serta berbagai promosi di toko offline yang semakin gencar dilakukan oleh vendor Tiongkok yang ingin memperluas jangkauan mereka di Indonesia.

“Merek Tiongkok memegang empat dari lima posisi teratas dengan 65% pangsa pasar berdasarkan volume. Ini adalah pangsa tertinggi yang pernah dimiliki oleh merek-merek Tiongkok di Indonesia, yang mendorong merek lokal hanya menjadi satu digit. Dalam hal merek, Xiaomi mempertahankan posisi kedua di pasar dan mengurangi kesenjangan dengan posisi pertama Samsung. Xiaomi secara lokal menghasilkan 10 juta smartphone dengan fokus pada saluran penjualan online dan offline. Xiaomi telah berinvestasi dalam menciptakan 40 Mi store resmi. Indonesia adalah salah satu pasar utama yang bertanggung jawab atas pertumbuhan global Xiaomi,” kata Parv Sharma, analis riset di Counterpoint.

Menambahkan lebih jauh, Sharma mengatakan, “Realme juga telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan sejak diluncurkan. Pemasaran lewat saluran online yang agresif dengan harga dan fitur produk yang kompetitif adalah alasan utama keberhasilannya.”

“Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan undang-undang untuk mengekang pasar gelap di smartphone, karena satu dari lima smartphone di negara itu ilegal. Peraturan yang mewajibkan registrasi nomor IMEI untuk smartphone buatan lokal akan memblokir penggunaan ponsel yang diimpor secara ilegal ke negara tersebut. Ini akan meningkatkan ekosistem dan ekonomi manufaktur lokal karena perangkat ilegal atau impor tidak lagi berfungsi, yang berpotensi mengarah pada lebih banyak manufaktur dalam negeri,” kata Tarun Pathak, Associate Director di Counterpoint, yang mengomentari ekosistem manufaktur smartphone lokal di Indonesia.


Secara garis besar, Samsung masih terus memimpin pasar smartphone di Indonesia dengan pangsa 22% berkat penjualan yang kuat dari seri Galaxy A yang diperbarui. Smartphone Samsung tumbuh 2% per tahun.

Xiaomi telah mempertahankan posisi kedua dengan pangsa pasar 20%. Seri Redmi Note 7 adalah perangkat terlaris di pasar Indonesia yang diikuti oleh Redmi 7A.

A5s dan A1k adalah model terlaris dari Oppo di pasar Indonesia. Oppo tumbuh 6% per tahun. Oppo memiliki portofolio yang lebih ramping, tetapi mendiversifikasikan portofolionya dengan seri Reno, yang ditujukan untuk pasar kelas menengah ke atas.

Vivo berhasil menggandakan pengirimannya dalam hitungan tahunan dan merupakan merek dengan pertumbuhan tercepat dengan model-model terlaris adalah Y91C, Y12, dan Y15.

Realme tumbuh 38% secara berurutan. Merek Tiongkok yang masih satu grup perusahaan dengan Oppo dan Vivo ini sering melakukan flash sale lewat kemitraan dengan berbagai saluran penjualan online, dengan realme C2 dan realme 3 series menjadi model utama yang mendorong penjualan. Realme juga berkembang di saluran penjualan offline.

Kontribusi dari platform ritel e-commerce atau saluran online untuk penjualan smartphone di Indonesia telah mencapai 12%. Dan sekitar 94% dari smartphone yang terjual telah diproduksi secara lokal di Indonesia selama Q3 2019, yang berarti juga keberhasilan untuk program lokalisasi oleh pemerintah Indonesia.