Samsung siap mendunia di fashion lewat Beanpole


Beanpole merayakan hari jadinya hari ini dengan mengumumkan masa depan yang sangat berbeda. Mereka akan mengadopsi gaya retro Korea.

"Beanpole akan dilahirkan kembali sebagai merek warisan berdasarkan budaya dan sentimen unik negara kami," kata direktur kreatif Jung Ku-ho kepada wartawan di Incheon, sebelah barat Seoul.

Beanpole adalah merek fashion kontemporer terkemuka di Korea yang diluncurkan oleh Samsung C&T pada tahun 1989 melalui berbagai lini pakaiannya untuk pria, wanita, anak-anak dan pegolf. Menurut Jung Ku-ho, perusahaannya telah memutuskan akan membuang gaya barat, gaya preppy dari tiga dekade terakhir dan mengambil inspirasi dari gaya Korea pada 1960-an dan 1970-an, ketika fashion berubah dengan masuknya gaya barat.

"Beanpole berusaha menemukan akar merek dari Inggris dan kadang-kadang dari Amerika Serikat," kata Jung Ku-ho. Beanpole diketahui telah mengambil inspirasi dari Ralph Lauren dan Ivy League. “Kami tidak yakin apakah itu akan menjadi langkah yang tepat untuk melanjutkan strategi untuk merek tersebut dan memutuskan untuk menceritakan kisah kami sendiri dengan menemukan warisan Korea kami.”




Tampilan baru akan diterapkan pada koleksi musim semi dan musim panas tahun depan agar bisa diteruskan ke luar negeri. Samsung C&T telah mengekspor Beanpole ke Tiongkok, dan perusahaan fesyen tersebut berharap bisa memperluas jangkauannya ke negara lain seperti Vietnam hingga Amerika Utara dan Eropa melalui upaya pembaruannya.

"Dengan pembaruan merek kami, Beanpole telah mengambil langkah maju ke 30 tahun ke depan," kata Park Nam-young, kepala Departemen Bisnis di Beanpole. "Pelanggan kami akan melihat Beanpole yang baru dan telah direvitalisasi di toko, promosi, dan layanan kami."

Beanpole berusaha bertahan di era ketika merek dengan cepat muncul dan menghilang.

"Sama seperti manusia, merek juga memiliki vitalitas," kata Park Cheol-kyoo, wakil presiden eksekutif di Samsung C&T. "Kami berharap dapat menanamkan kehidupan ke dalam merek untuk membuatnya bertahan selama beberapa dekade mendatang."

Selain membuat font hangul (alfabet Korea) baru untuk logo merek, Beanpole juga mengubah desain tokonya untuk mencerminkan arsitektur Korea dari tahun 60-an dan 70-an. Logo yang ada menampilkan seorang lelaki bertopi tinggi dan berekor mengendarai sepeda roda tinggi atau penny-farthing, cikal bakal sepeda pertama di dunia. Logo-logo baru ini menampilkan pria dan wanita, yang relatif lebih muda, dalam pakaian yang berbeda dengan sepeda roda tinggi yang didesain ulang.

Merek kasual itu mengatakan bahwa mereka juga mulai menganggap serius gerakan ramah lingkungan dan menjual pakaian yang terbuat dari bahan daur ulang seperti botol plastik.





Beanpole berharap untuk menarik kelompok umur yang lebih luas, terutama kaum milenial dan Generasi Z. Bagian dari upaya itu termasuk meluncurkan lini baru Beanpole, 890311, yang merupakan tanggal lahirnya Beanpole.

Menurut Jung Ku-ho, berbagai item di lini baru ini menawarkan variasi warna dan desain retro yang lebih kuat dibandingkan dengan desain Beanpole klasik, yang diharapkan akan lebih disukai oleh kaum muda dewasa ini. Harga untuk lini baru tersebut 10 hingga 20 persen lebih murah dari item Beanpole biasanya.

"Orang-orang muda akhir-akhir ini menyukai gaya retro yang menjadi tren sebelum mereka dilahirkan," kata Jung Ku-ho. "Mereka tampaknya menyukai getaran retro itu." Beanpole akan membuka toko pop-up untuk menunjukkan tampilan barunya.

“Dalam perayaan ulang tahun Beanpole ke-30, kami telah menyusun berbagai rencana untuk pembaruan merek dan berencana untuk terus mengembangkan merek,” kata Park Nam-young, pemimpin divisi di Beanpole. “Kami berharap dapat mengamankan pelanggan baru dan juga berkomunikasi dengan milenial dan Generasi Z.”