Samsung habiskan 156 triliun buat pengembangan layar QD generasi baru pertama di dunia


Vice Chairman Samsung Electronics Lee Jae-yong (Jay Y. Lee) hari ini mengumumkan rencana investasi di Samsung Display senilai 13,1 triliun won (sekitar 156 triliun rupiah) di pabrik Samsung Display di Asan, Provinsi Chungcheong Selatan, 90 kilometer selatan Seoul. Investasi tersebut akan digunakan hingga tahun 2025 untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan (R&D) dan pusat produksi di Asan, yang berspesialisasi dalam display QD (quantum-dot) generasi berikutnya yang bisa memancarkan cahaya sendiri, yang akan menjadi yang pertama di dunia.

Samsung Display adalah pemimpin dunia dalam sektor teknologi layar, peringkat No. 1 di pasar TV global selama 13 tahun berturut-turut, dan menyediakan lebih dari 80 persen dari semua display smartphone. Namun, perusahaan ini menghadapi persaingan yang semakin ketat dari para pesaing dari Tiongkok yang sekarang mampu memproduksi panel LCD berukuran besar dengan harga yang jauh lebih murah, walaupun secara kualitas masih belum setara.

Tersengat oleh anjloknya harga LCD karena melimpahnya pasokan di pasar dari produsen asal Tiongkok, Samsung Display menderita kerugian 61 miliar won atas penjualan yang cuma sebesar 11,8 triliun won pada paruh pertama tahun ini.

Rangkaian investasi besar-besaran dipercaya bisa membantu Samsung Display mempertahankan keunggulannya dalam industri display di pasar dan bersiap untuk meningkatnya proteksionisme di seluruh dunia, termasuk imbas dari ketegangan berkepanjangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Samsung akan menggunakan kembali lini manufaktur LCD di pabrik Asan untuk menghasilkan panel display quantum dot (QD) yang memiliki margin lebih tinggi. Samsung juga akan berinvestasi di perusahaan material display lokal dan melakukan penelitian bersama dengan universitas domestik untuk memelihara ekosistem industri display dan mengamankan teknologi produksi yang inovatif.


Vice Chairman Lee Jae-yong dalam pengumumannya mengatakan bahwa pengeluaran 13,1 triliun won tersebut untuk teknologi display berukuran besar akan menciptakan sejumlah besar pekerjaan baru dan penawaran peluang generasi muda untuk mencapai impian mereka. "Sektor display adalah industri yang penuh dengan peluang untuk tumbuh. Meskipun ekonomi dunia telah mengalami pertumbuhan stagnan dan menghadapi banyak ketidakpastian, kami akan melakukan yang terbaik untuk mencapai inovasi teknologi dan mengembangkan bakat masa depan," kata Lee dalam pidato di kampus Samsung Display di Asan.

Berdasarkan rencana tersebut, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh raksasa teknologi Samsung Electronics tersebut akan menghabiskan 10 triliun won untuk meningkatkan fasilitas yang ada dan mempercepat peralihan dari panel LCD ke panel QD. Sementara sisanya 3,1 triliun won akan dihabiskan untuk R&D yang akan mengembangkan teknologi display kelas atas, terutama berfokus pada bahan-bahan quantum dot - yang digunakan untuk meningkatkan kinerja di bidang kualitas gambar utama - dan solusi lainnya.

Secara terperinci, Samsung Display akan mengubah lini produksi LCD generasi ke-8 yang ada menjadi lini produksi QD, yang dijuluki Q1. Lini produksi yang direnovasi akan memiliki kapasitas bulanan 30.000 lembar layar QD 65 inci, dengan output yang akan diperluas secara bertahap. Lini Q1 akan dapat menghasilkan panel QD dari tahun 2021 secara massal.

Meskipun Samsung Display tidak menyebutkan secara spesifik bahwa mereka akan mengkonversi dari panel LCD dengan partikel QD yang selama ini digunalan untuk produk QLED TV dari Samsung Electronics ke panel OLED dengan partikel QD, namun para pengamat industri melaporkan bahwa panel display layar besar yang sedang dikembangkan oleh Samsung Display akan mengadopsi emisi OLED biru dan partikel QD, yang disebut sebagai "QD-OLED."

Samsung menambahkan bahwa investasi baru ini diharapkan dapat menciptakan 81.000 pekerjaan baru.

Panel display telah dikutip sebagai salah satu mesin pertumbuhan utama masa depan oleh pemerintah Korea Selatan, bersama dengan chip semikonduktor, mobil, produk bioteknologi dan serat karbon. Menurut Kementerian Perdagangan, Investasi, dan Energi Korea, pihaknya berencana untuk menginvestasikan 111,3 miliar won dalam proyek penelitian dan pengembangan untuk dipamerkan pada tahun 2020, yang menandai lebih dari tiga kali lipat pertumbuhan dari 25,4 miliar won yang dialokasikan tahun ini.

Sementara Samsung Group baru-baru ini telah memperluas investasinya secara agresif dalam berbagai bidang industri teknologi baru di tengah persaingan yang semakin ketat di pasar dalam upaya untuk menemukan mesin pertumbuhan baru. Pada bulan April, Samsung mengatakan akan menginvestasikan 133 triliun won pada tahun 2030 untuk memperluas bisnis non-memori dan pengecoran (foundry) untuk bisa mengambil posisi teratas di sektor teknologi tinggi dan menguntungkan ini.


Presiden Korea ikut semangati Samsung

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ikut menghadiri upacara penandatanganan perjanjian antara Samsung dan otoritas lokal mengenai rencananya untuk berinvestasi 13,1 triliun won di sektor layar generasi berikutnya, yaitu pasar quantum dot LED (QLED). Vice chairman Lee Jae-yong juga ikut serta dalam acara tersebut. Ini adalah pertemuan resmi ketujuh antara Moon dan Lee tahun ini.

"Saya berterima kasih kepada vice chairman Samsung Lee Jae-yong, CEO Samsung Display Lee Dong-hoon, Gubernur Chungcheong Selatan Yang Seung-jo dan semua entitas bisnis, universitas, dan lembaga penelitian yang terlibat dalam menyampaikan kabar baik ini kepada publik," katanya saat berpidato di pabrik Samsung Display di Asan.

Sebagai seorang yang liberal, Presiden Moon tidak pernah secara terbuka mengucapkan terima kasih kepada kepala konglomerat.

"Saya selalu merasa bersyukur untuk Samsung, yang telah memimpin ekonomi negara kami dan juga memimpin di dunia tidak hanya dalam elektronik konsumen tetapi juga dalam semikonduktor, ponsel, dan display," kata Presiden Moon.

"Sekarang, penting (bagi Korea Selatan) untuk mempertahankan posisi No. 1, mengubah tren pasar display dunia," katanya. "Pemerintah akan dengan berani mendukung pengembangan teknologi display generasi mendatang."

Presiden Moon mengatakan bahwa pemerintahnya akan menganggarkan 400 miliar won ke dalam sektor display generasi baru selama tujuh tahun mendatang. "(Saya) berharap itu menjadi dasar untuk investasi sipil menjadi lebih vital," kata Presiden Moon.

Kedua, ia menambahkan, pemerintah Korea akan "berinovasi dalam ekosistem industri display (Korea Selatan) dengan memperluas dukungan buat perusahaan material, suku cadang dan peralatan dan membangun model untuk kesejahteraan bersama dan kerja sama."

Moon menekankan pentingnya mengamankan kepemimpinan di industri layar global di tengah persaingan ketat melalui investasi yang berani. “Masa depan kami terlihat menjanjikan dengan pengumuman investasi baru dari Samsung Display dan juga rencana investasi 3 triliun won dari LG Display untuk OLED yang diumumkan pada bulan Juli.”

Vice chairman Lee dari Samsung menanggapi sanjungan itu dengan mengatakan, "Komentar Presiden Moon tentang membangun negara yang kuat dalam pembuatan layar memberi saya kekuatan besar."

Lee mengatakan bahwa display sekarang memainkan peran penting dalam kehidupan kita di rumah tangga, kantor, bidang industri dan medis dan bahkan dalam pendidikan. "Ini mewujudkan imajinasi kita dengan menghubungkan orang-orang dan dunia dengan waktu dan ruang di mana pun ujung jari kita dan jangkauan pandangan kita," kata vice chairman Lee. "Ini disebut pertumbuhan industri di masa depan yang dapat menciptakan nilai-nilai baru di bidang yang tidak terbatas."

Dia mengatakan Samsung akan terus bekerja pada teknologi dan talenta generasi mendatang meskipun situasi sulit yang sedang dihadapi dunia ekonomi dengan berbagai ketidakpastian. “Persaingan semakin cepat, tantangan menjadi lebih keras. Kami akan terus berinovasi,” kata vice chairman Lee.


Presiden Moon kemudian melakukan panggilan video dengan para pekerja di pabrik Samsung. Dia berterima kasih kepada Samsung Group karena memainkan peran penting dalam perekonomian Korea Selatan. "Samsung selalu memimpin di sektor semikonduktor, ponsel dan layar, dengan demikian menjadi ujung tombak perekonomian Republik Korea. Saya selalu menghargainya," kata Presiden Moon.

Presiden Moon menunjukkan kekhawatiran publik tentang dampak pembatasan ekspor Jepang terhadap Korea Selatan, dan dia bertanya kepada karyawan Samsung, "Bisakah saya tidak khawatir (mengenai situasi) sekarang?" Mereka menjawab ya. Moon merujuk pada upaya Samsung Display untuk semakin menguragi mengandalkan pasokan dari Jepang untuk beberapa material utama.