Dibalik suksesnya Galaxy A membendung merek smartphone Tiongkok

Hingga pertengahan 2018, Samsung memiliki terlalu banyak model smartphone di rentang kelas menengah ke bawah. Daftar penamaan model yang rumit sering membuat konsumen bingung. Kemudian Samsung memperbaikinya pada Q1 2019 setelah menyederhanakan dan mengkonsolidasikan jajarannya di bawah seri Galaxy A yang baru. Jajaran model baru ini memasukkan seri A sebelumnya, seperti seri J, seri On, dan seri C.

Untuk lebih membedakannya dari seri A sebelumnya, lineup baru menggunakan penomoran dua digit dalam nomenklatur, misalnya, A30 dan A50. Tetapi apakah formasi baru ini berhasil? Jawabannya adalah ya dengan hasil yang luar biasa mengingat bahwa tanggapan seri A yang baru telah diterima dengan baik di pasar sejak mulai diluncurkan.


Pertumbuhan penjualan seri Galaxy A baru

Dimulai dengan Galaxy A10 pada Maret 2019, Samsung telah merilis model baru di bawah seri A setiap bulannya. Dengan strategi ini, seri A baru telah menyumbang 56% dari penjualan smartphone Samsung di Q2 2019. Gambar dibawah menunjukkan bagaimana dorongan tanpa henti melalui peluncuran model baru telah membantu seri A untuk terus mempertahankan momentum pertumbuhannya.



Tren global: pasar low-end hingga menengah keatas

Tren harga pasar smartphone global selama setahun terakhir menunjukkan bahwa tingkat premium, di atas US$ 400 (harga grosir), telah mandek sementara yang kelas bawah, di bawah US$150, faktanya juga menurun. Pertumbuhan dapat dilihat pada rentang harga menengah ke bawah, antara US$150 - US$300. Hal ini dapat dikaitkan dengan tren pengguna baru yang datang dari feature phone ke smartphone yang lebih suka lewat tukar tambah, di mana konsumen pertama kali menggunakan smartphone entry-level selama satu-dua tahun dan dengan cepat menggantinya dengan smartphone dengan harga antara US$100 - US$120.


Kesuksesan Xiaomi, yang terjadi selama 2017 dan 2018, adalah karena munculnya tren ini. Sekarang, sepertinya tren mengganti smartphone lama ke model yang sedikit lebih baik telah bergeser ke kisaran harga US$150 - US$250 (semuanya dalam harga grosir).


Mengambil pangsa pasar dari rentang harga HONOR di kisaran US$200 - US$299

Pada bulan Mei 2019, larangan penggunaan layanan dan aplikasi buatan Google terhadap Huawei sebagai imbas dari perang dagang antara AS dan Tiongkok, telah memengaruhi penjualan smartphone di luar pasar Tiongkok.

Secara khusus, daerah seperti Eropa sangat terpengaruh. Produk HONOR, terutama dalam kisaran harga US$180 - US$249, yang telah menyumbang sebagian besar penjualan Huawei di luar pasar Tiongkok, telah turun secara signifikan.

Seri A baru Samsung secara efektif mengambil keuntungan dan meningkatkan volume penjualan untuk memenuhi ceruk pasar yang kosong ini. Hal ini mungkin karena Samsung memiliki portofolio produk yang sangat cocok dengan kisaran harga yang menjadi target jajaran HONOR untuk rentang harga menengah ke bawah. Dalam beberapa kasus, proposisi 'value for money (perbandingan harga dengan fitur)' begitu tinggi sehingga membuat peralihan itu cukup logis bagi pengguna praktis.


Singkatnya, debut sukses seri Samsung Galaxy A adalah karena tiga alasan utama:
  • Menargetkan secara strategis rentang tingkat harga menengah ke bawah, yang sejalan dengan tren tukar tambah konsumen global
  • Secara efektif menggantikan pesaing yang kuat yang lagi dalam krisis, seperti merek HONOR dari Huawei.
  • Proposisi 'value for money' yang sangat baik dengan fitur-fitur seperti layar OLED dan tiga kamera belakang

Pangsa penjualan seri A Samsung diperkirakan akan terus berkembang dengan peluncuran model tambahan seperti A90 di pertengahan kedua (H2) 2019. Secara khusus, A90 akan menjadi model pertama yang mendukung 5G di smartphone kelas menengah dan kemungkinan akan menerima banyak minat dari pengguna. Jadi, ketika comeback Samsung di pasar menengah ke bawah terjadi di tengah krisis Huawei, seri A yang baru ternyata menjadi senjata yang efektif untuk mengambil bagian dari pesaing Android-nya.