Samsung mendapat kontrak membangun jaringan 5G di Jepang senilai 30 triliun

Samsung Electronics terpilih sebagai pemasok peralatan jaringan generasi kelima (5G) ke KDDI, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Jepang. Raksasa teknologi Korea tersebut mengatakan bahwa Jepang merupakan salah satu pasar jaringan telekomunikasi yang paling menguntungkan di dunia.


KDDI mengumumkan pada hari Senin (30/9) kemarin bahwa pihaknya telah mulai mengirimkan frekuensi dengan stasiun pangkalan pertamanya untuk layanan komersial 5G menjelang peluncuran resminya pada bulan Maret 2020. Samsung Electronics akan menjadi pemasok utama di balik penyebaran 53.662 BTS stasiun induk milik KDDI di seluruh Jepang hingga tahun 2023.

Samsung dilaporkan akan bertanggung jawab atas setengah dari infrastruktur 5G milik KDDI yang bernilai hampir $4 miliar (sekitar 57 triliun rupiah) di seluruh Jepang. Samsung sebelumnya adalah pemasok utama KDDI untuk peralatan 4G LTE pada tahun 2011.

Samsung sendiri mengonfirmasi telah dipilih sebagai pemasok jaringan 5G buat KDDI tetapi mereka tidak mengungkapkan rincian kontraknya, termasuk volumenya. "Samsung memenangkan kontrak untuk memasok peralatan jaringan 5G ke KDDI. Namun, kami tidak dapat mengkonfirmasi nilai kontrak," kata seorang pejabat Samsung.

Selain Samsung, Erickson dari Swedia dan Nokia dari Finlandia juga terpilih sebagai pemasok peralatan 5G buat KDDI hingga lima tahun kedepan. Erickson dan Nokia akan menangani wilayah yang mencakup daerah pedesaan sedangkan Samsung akan mendukung pembangunan jaringan 5G di Tokyo dan sekitarnya.

Mengingat pemerintah Jepang telah memutuskan untuk mengecualikan Huawei Technologies, penyedia peralatan jaringan terbesar di dunia asal Tiongkok, Samsung sangat diharapkan untuk bisa mengamankan kesepakatan pasokan bersama dengan Ericsson dan Nokia.

"Selain dari Huawei Tiongkok, Samsung Electronics adalah satu-satunya perusahaan yang dapat memasok peralatan dan juga ponsel 5G," kata sumber industri di Korea. “Jepang mempercepat perluasan layanan 5G menjelang Olimpiade Musim Panas di Tokyo. Bagi mereka, Samsung akan menjadi pilihan yang masuk akal karena sudah memiliki pengalaman dalam mengkomersilkan 5G.”

Dengan kesepakatan itu, Samsung diperkirakan akan bisa meningkatkan pangsa pasarnya di bisnis jaringan seluler dan bergerak selangkah lebih dekat ke tujuannya untuk meningkatkan pangsa pasar globalnya menjadi 20 persen pada tahun 2020. Pada 2018, Samsung yang merupakan pemula dalam bisnis jaringan telah mengamankan sekitar 5 persen pangsa pasar peralatan jaringan global untuk menempati posisi ketujuh.


Samsung kalahkan Huawei untuk pasar 5G

Samsung, satu-satunya pemain industri yang dapat menyediakan peralatan jaringan 5G dan smartphone 5G bersama Huawei, telah berusaha untuk mendapatkan keunggulan terhadap pesaingnya asal Tiongkok tersebut, dengan mengembangkan teknologi jaringan 5G yang canggih sejak awal.

"Kesepakatan pasokan ini akan menjadi sinyal yang baik bagi Samsung yang telah mengambil pasar peralatan jaringan 5G sebagai mesin pertumbuhan baru mereka. Karena Jepang memiliki wilayah yang lebih besar dibandingkan dengan Korea, operator seluler di sana diharuskan memasang lebih banyak peralatan. Dengan adanya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, Samsung sangat mengantisipasi untuk memenangkan lebih banyak penawaran pasokan," kata seorang pejabat dari operator seluler di Korea.


Dengan tujuan untuk memamerkan kemegahan Olimpiade dengan fitur teknologi mutakhir di Olimpiade Tokyo 2020, Jepang telah mempercepat upaya untuk menyebarkan jaringan 5G di awal tahun depan.

NTT DoCoMo, operator seluler terbesar di Jepang, berencana untuk berinvestasi setidaknya 795 miliar yen (sekitar 105 triliun rupiah) dalam pengembangan 5G selama lima tahun ke depan dan KDDI, operator terbesar kedua setelah NTT DoCoMo, akan membelanjakan 466 miliar yen (sekitar 61 triliun rupiah) buat hal yang sama, sedangkan Softbank dan Rakuten Mobile yang meupakan operator terbesar ketiga dan keempat di Jepang masing-masing akan menghabiskan 206 miliar yen dan 194 miliar yen.

Digabungkan, keempat operator ini akan berinvestasi senilai 1,6 triliun yen (sekitar 211 triliun rupiah) dalam layanan 5G selama lima tahun ke depan. Menambahkan biaya konversi untuk jaringan 4G yang ada, perkiraan anggaran bisa melebihi 3 triliun yen. Pemerintah Jepang akan memulai layanan 5G mulai musim semi mendatang, kemudian memperluas cakupan secara nasional dalam dua tahun ke depan.

NTT Docomo sejauh ini telah memperkenalkan empat ponsel 5G ketika memulai uji coba layanan 5G pada 20 September kemarin. Salah satunya dari Samsung.

Sementara KDDI telah melakukan uji coba lapangan dari jaringan 5G-nya menggunakan peralatan 5G milik Samsung selama bertahun-tahun. Pada bulan Maret 2018, Samsung dan KDDI menyelesaikan uji coba lapangan 5G di stadion bisbol di Okinawa. Mereka juga berhasil menunjukkan streaming video 4K yang menggunakan jaringan berbasis 5G di kereta api Shinkansen pada bulan Februari.

Pada bulan Agustus 2018, Samsung telah menyebut 5G sebagai salah satu dari empat mesin pertumbuhan kedepannya. Tawaran terbaru dari KDDI ini datang setelah Lee Jae-young (Jay Y. Lee), vice chairman Samsung, menuju Jepang untuk membahas kerja sama atas bisnis 5G dengan NTT DoCoMo dan KDDI Mei lalu. Pada 20 September, Lee juga menghadiri pertandingan pembukaan Piala Dunia Rugby yang diadakan di Tokyo atas undangan komunitas bisnis Jepang.

Kedatangan Lee Jae-young bertujuan untuk melakukan negosiasi dengan penyedia layanan 5G Jepang, SoftBank dan Rakuten Mobile untuk memasok peralatannya. Infrastruktur 5G yang direncanakan oleh industri telekomunikasi Jepang diperkirakan mencapai 32 triliun won (sekitar 378 triliun rupiah).


Masuknya ke bisnis jaringan tentunya akan memancing konfrontasi secara tidak langsung dengan Huawei jika Samsung berharap untuk terus menaikkan pangsa pasarnya secara global untuk peralatan 5G di Eropa dan di tempat lain. Terlepas dari upaya AS yang berusaha memblokir bisnis teknologi Huawei termasuk ke negara-negara sekutu mereka seperti Jepang, perusahaan Tiongkok tersebut mengklaim telah menandatangani lebih dari 46 kontrak pembangunan jaringan 5G di lebih dari 30 negara. Namun berdasarkan data terbaru dari firma riset pasar Dell'Oro, pada kenyataannya Samsung yang kini memimpin pasar dengan menguasai 37% pangsa peralatan 5G di seluruh dunia untuk mengungguli Huawei dengan kepemilikan 28% di pasar.