Samsung akan hilangkan lubang kamera selfie di smartphone

Masa depan bagian depan smartphone Samsung akan menjadi layar sepenuhnya karena sensor dan kamera akan tertanam di bawah layar

Samsung Electronics mengatakan smartphone high-end terbarunya telah mencapai "tonggak teknologi" karena berhasil memaksimalkan properti layar sambil menyembunyikan sensor dan kamera dalam lubang kecil menggunakan teknologi Premium Hole Display untuk menciptakan Infinity-O display seperti pada seri Galaxy S10 dan Galaxy Note10. Namun menurut Samsung ini bukanlah akhir dari evolusi dalam teknologi display, karena Samsung berniat menghilangkan semua lubang dari bagian depan perangkat.


"Layar Infinity-O memberi sinyal arah penting dalam teknologi display. Kami akan terus berusaha mengurangi ukuran lubang layar sehingga pengguna tidak dapat melihat kamera apa pun di layar smartphone di masa mendatang," kata Yang Byung-duk, wakil presiden eksekutif di kelompok pengembangan layar dalam divisi IT & Mobile Communications (IM) di Samsung Electronics, awal tahun ini saat peluncuran Galaxy S10. "Membuat lubang di layar OLED adalah tugas yang sangat menantang tetapi kami memutuskan untuk mencoba teknologi ini untuk model ulang tahun Galaxy ke-10 dan hasilnya sangat sukses," katanya.

Samsung Display menyebutnya sebagai Premium Hole Diplay, yaitu lubang yang sangat kecil yang dipotong dengan menggunakan laser yang berada di layar OLED depan dimana foto yang diambil dari kamera yang melaluinya tidak kehilangan kualitas gambar yang diinginkan. Teknologi ini telah diverifikasi oleh Underwriters Laboratories (UL), sebuah perusahaan ilmu keselamatan global, karena memiliki konsistensi kualitas gambar dan transmisivitas cahaya yang luar biasa. Teknologi Samsung Premium Hole Display memungkinkan pembuatan jalur pemotretan yang sepenuhnya independen antara panel OLED pada Galaxy Note10 dan Note10+ - sebuah lubang yang diameternya hanya 4,7 milimeter. Ini jauh lebih kecil daripada desain Premium Hole Display yang ada di Galaxy S10.

"Merupakan kemajuan besar dalam desain layar, lubang yang sangat kecil ini pada layar OLED fleksibel kami memungkinkan pengambilan gambar yang secara konsisten sangat baik dibandingkan dengan smartphone premium lainnya," kata seorang pejabat Samsung Display. "Pemanfaatan ruang yang jauh lebih baik ini akan membawa smartphone ke tingkat efisiensi desain berikutnya di masa depan," tambah pejabat itu.

Premium Hole Display awalnya diproduksi secara massal di lini pabrik generasi ke-6 (6G) "A3". Struktur ini diterapkan pada dua lini yang menghasilkan panel layar buat Samsung Electronics di pabrik A3.

Pabrikan Korea Selatan Wonik IPS telah memasok peralatan Hole in Active Area (HIAA) ke Samsung Display bulan lalu dalam sebuah langkah yang bertujuan memangkas harga produksi. Peralatan baru akan diterapkan untuk produksi massal layar dari Samsung Display dengan menggunakan teknologi HIAA atau 'Premium Hole Display' - desain merek dagang Samsung untuk tampilan depan yng hampir sepenuhnya diisi oleh layar yang melibatkan hanya lubang kecil untuk kamera depan - mengikuti beberapa pengujian terakhir pada menit-menit terakhir untuk hasil, daya tahan dan keandalan.

Wonik IPS memproses sistem laser dari perusahaan lain, Philoptics, untuk memproduksi peralatan yang diperlukan untuk Samsung. Dengan itu, Samsung dapat memproduksi layar sekaligus sebelum prosedur TFE, alih-alih mengebor lubang dalam fase terpisah dan mahal.

Pada hari Kamis (5/9) kemarin, Philoptics mengatakan pihaknya telah menandatangani kontrak untuk memasok peralatan manufaktur layar senilai 10,7 miliar won (sekitar 127 miliar rupiah) yang akan berlangsung hingga 30 Januari 2020, yang mengindikasikan kemungkinan besar akan digunakan untuk memproduksi massal smartphone Samsung Galaxy berikutnya tahun depan, seperti seri Galaxy S11 atau Galaxy Note11.

Lubang pada layar pertama kali digunakan untuk Galaxy S10 dan Galaxy Note10, di mana Samsung menerapkannya tanpa peralatan HIAA eksklusif. "Tidak ada peralatan seperti itu di masa lalu, yang membuat harga produksinya melonjak," kata seorang sumber yang memiliki pengetahuan tentang teknologi layar HIAA.

Yang Byung-duk mengatakan awal tahun ini bahwa Samsung sekarang mencari cara untuk benar-benar bisa menghilangkan lubang kamera sepenuhnya, sebuah teknologi yang dikenal sebagai HIAA2. "Kami percaya bahwa kami bisa melakukan ini selama satu atau dua tahun ke depan," kata Yang Byung-duk. HIAA2 akan melibatkan lubang pada layar yang sangat halus, hampir tidak terlihat atau lebih kecil dari lubang kamera tunggal yang ada di Galaxy Note10.

Diameter lubang kamera pada Galaxy Note10 dan Note10+ yang baru diluncurkan adalah 4.4mm dan 4.5mm, yang lebih kecil dari 5.2mm pada Galaxy S10.


Samsung Electronics dan Samsung Display mengharapkan Infiniti-O Display atau Premium Hole Display akan menjadi desain yang unik buat perangkat Samsung untuk saat ini, dan akan menikmati diferensiasi desain di pasar untuk beberapa tahun. Hal ini karena desain layar yang melengkung di tepi yang sebelumnya dirintis oleh Galaxy Note Edge pada tahun 2014 dan kemudian populer setelah Galaxy S6 Edge menggunakannya pada dua sisi dirilis pada Maret 2015, sudah bisa ditiru dan diterapkan penggunaannya oleh beberapa vendor Tiongkok seperti Huawei (model P30 Pro dan Mate 20 Pro), OnePlus 7 Pro dan ZTE Axon 10 Pro. Tidak kurang dari vendor lama asal Jepang seperti Sony yang baru bisa menerapkannya lewat model Xperia XZ3, yang semuanya rilis tahun ini.

Vendor Tiongkok masih sulit untuk bisa menerapkan desain lubang di dalam layar karena struktur teknologi HIAA lebih sulit diterapkan daripada desain "notch" atau poni pada layar yang pertama kali dirintis oleh Apple lewat iPhone X yang dirilis pada bulan September 2017. Pembuat panel layar Tiongkok dengan hasil produksi OLED fleksible 6G yang masih sangat rendah akan sulit untuk mengejar sementara waktu. Karena Samsung Display menerapkan struktur ini hanya pada OLED fleksibel, bukan pada OLED kaku, sulit bagi vendor Tiongkok untuk mengimplementasikan desain ini pada smartphone yang dilengkapi dengan OLED kaku. Sementara untuk panel layar berjenis liquid crystal display (LCD) telah dievaluasi lebih sulit untuk menerapkan struktur HIAA karena adanya backlight unit (BLU).

Seorang pejabat yang akrab dengan proyek pengembangan HIAA oleh Samsung mengatakan, "Jika Tiongkok menerapkan desain ini pada OLED yang kaku, produk akhirnya mungkin menjadi berbeda, dan jika diimplementasikan dalam OLED fleksibel dengan investasi baru, produksi massal akan tertunda. Premium hole display akan menjadi senjata yang bagus untuk meningkatkan keuntungan Samsung dan diferensiasi desain yang aman selama dua hingga tiga tahun ke depan."