Samsung bisa ambil alih pasar jaringan seluler dari Huawei


Huawei mungkin bisa menjadi salah satu vendor yang mengancam dominasi Samsung di pasar smartphone Android. Namun di sisi lain, Samsung juga siap mengambil keuntungan dari masalah yang dialami Huawei dengan produk utama mereka di bisnis jaringan seluler.

Samsung Electronics kemungkinan akan mendapat manfaat dari serangkaian langkah oleh Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk melarang Huawei China membangun jaringan generasi kelima (5G) di sana, karena perusahaan Korea tersebut juga sedang berusaha untuk membangun kehadiran yang lebih kuat di pasar peralatan 5G global.

Dengan Amerika Serikat yang mencurigai bahwa peralatan Huawei mungkin menyediakan pintu belakang bagi upaya mata-mata Tiongkok, beberapa pemerintah sekutu mereka, termasuk Australia, Kanada dan Jerman, telah bergabung atau sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan gerakan mengecualikan Huawei dari jaringan 5G mereka. Bahkan menurut Reuters, Uni Eropa juga mempertimbangkan proposal untuk mengecualikan perusahaan China tersebut dari jaringan 5G untuk jaringan seluler generasi mendatang.

Berdasarkan data dari Korea Investment & Securities, Huawei mengambil tempat pertama di pasar peralatan telekomunikasi global pada tahun 2017 dengan pangsa pasar 28 persen berkat dukungan aktif dari pemerintah China dan daya saing harga produk mereka. "Serangan Amerika Serikat terhadap Huawei memiliki niat politis untuk memblokir strategi global China di industri 5G," kata Choi Seol-hwa, seorang analis dari Korea Investment & Securities. "Konflik antara kedua negara diperkirakan akan berlarut-larut. Ini akan menyebabkan perlambatan ekonomi global, tetapi juga membawa peluang baru, yang menguntungkan perusahaan Korea."

Choi melanjutkan, "Peralatan 5G Samsung Electronics lebih kompetitif dibandingkan dengan peralatan 4G-nya. Sekitar 30 persen hingga 50 persen penjualan Huawei dibuat di pasar Eropa. Jika peluang muncul di pasar itu, Samsung diharapkan bisa untuk mengisinya."

Samsung juga diharapkan untuk mendapatkan kembali sebagian pasar mereka yang hilang dalam bisnis smartphone, setelah diuntungkan dari langkah AS untuk melarang penjualan chip buatan perusahaan AS dan komponen lainnya ke Huawei dan perusahaan telekomunikasi China lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung sedang berada dalam pertempuran sengit untuk melindungi pasarnya dari perusahaan-perusahaan Cina di pasar smartphone global yang stagnan.

Pemerintah AS sedang bergerak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Huawei, mengklaim perusahaan itu mencoba mencuri rahasia dagang dari T-Mobile dan bekerja untuk mengurangi sanksi AS terhadap Iran. Departemen Kehakiman AS mengajukan tuntutan pidana terhadap Huawei pada akhir bulan lalu.

Huawei sangat bergantung pada pemasok asal AS, termasuk Micron Technology untuk chip memori dan komponen lain yang diperlukan untuk memproduksi smartphone.

"Jika rantai pasokan Huawei terganggu oleh larangan ekspor dari perusahaan-perusahaan yang berdomisili di AS, itu akan berdampak besar pada Huawei, dan tentu saja akan menguntungkan para pesaing Huawei," kata Peter Richardson, direktur konsultasi global Counterpoint Research, seperti dikutip oleh Nikkei Asian Review. "Samsung pasti akan merasakan sedikit kelegaan dari tekanan persaingan di Eropa dan Timur Tengah."