Samsung AI Forum 2018


Samsung Electronics membuka Samsung AI Forum 2018 untuk pakar internasional dalam bidang artificial intelligence (AI) pada hari Rabu (12/9) kemarin. Pakar industri dan ilmuwan terkemuka dalam teknologi AI berkumpul di Seoul untuk berbagi tren dan pengetahuan terbaru tentang teknologi yang muncul serta dan mendiskusikan arah masa depan untuk teknologi tersebut selama forum global yang diselenggarakan oleh Samsung ini.

Ini adalah tahun kedua Samsung mengadakan acara selama dua hari, yang berakhir hari ini. Perusahaan teknologi Korea tersebut mengatakan bahwa forum ini akan menampung 1.500 pakar industri, profesor dan mahasiswa. Forum global ini juga menampilkan pidato dari guru AI serta presentasi oleh mahasiswa.

"Kami berharap upaya kami untuk membawa inovasi dalam teknologi artificial intelligence dapat suatu hari menyelesaikan masalah manusia dan bermanfaat bagi dunia," kata Kim Ki-nam, kepala eksekutif (CEO) Samsung Electronics untuk divisi Device Solutions (DS) dan juga kepala Samsung Advanced Institute of Technology (SAIT), selama pidato pembukaannya. "Dengan ahli AI kelas dunia, kami berharap forum hari ini akan menjadi tempat untuk membuka potensi teknologi AI dan meletakkan dasar untuk kolaborasi di masa depan."


Acara hari Rabu, yang diadakan di kantor Samsung di Seocho-dong di Seoul selatan, diselenggarakan oleh SAIT sementara acara di hari Kamis, yang diselenggarakan oleh Samsung Research, diadakan di Samsung Electronics Seoul R&D Campus di Yangjae-dong, selatan Seoul.

Para pembicara yang hadir di hari pertama termasuk Yann LeCun, seorang profesor teknik komputer dan ilmu saraf di New York University, Yoshua Bengio, profesor ilmu komputer di Universitas Montreal, profesor Universitas McGill, Joel Pineau, dan Profesor Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) Yang Eun-ho.

Dengan tema "Self-supervised learning," LeCun, peneliti machine learning terkenal, menekankan perlunya membangun representasi dunia nyata agar teknologi AI dapat tampil lebih cerdas. Menurut LeCun, self-supervised learning dapat mengurangi pekerjaan manusia dalam proses machine learning melalui algoritma yang secara aritmatik membaca gambar.

Sementara Bengio berbagi hasil studi tentang bagaimana metode pelatihan AI Stochastic Gradient Descent (SGD) dapat mempengaruhi deep learning dalam hal optimalisasi dan generalisasi. Dan Profesor Yang dari KAIST menyampaikan pidato tentang bagaimana menerapkan teknologi machine learning di bidang kedokteran yang presisi.


Pada hari kedua, Sebastian Seung, wakil presiden eksekutif Samsung Electronics dan ahli terkemuka dalam brain neural engineering, membuat pidato utama dengan tema "The computer and the brain: a contemporary perspective." Sebastian Seung menjelaskan hasil dari sebuah penelitian yang bertujuan untuk lebih memahami otak manusia menggunakan artificial neural network.

Masih di hari Kamis, Cynthia Breazeal, seorang profesor seni media dan sains di Massachusetts Institute of Technology (MIT), berbagi wawasan tentang jenis hambatan apa yang perlu kita atasi agar masa depan robot lebih baik.

Sementara Yiannis Demiris, seorang profesor robotik yang berpusat pada manusia dari Imperial College London, akan berbicara tentang personal assistive robotics. Maja Pantic, seorang profesor komputasi afektif dan perilaku di universitas yang sama dan salah satu kepala di Samsung AI Center di Inggris, akan memperkenalkan studi terbaru dalam artificial emotional intelligence.

Acara di hari kedua juga memberikan penghargaan untuk pemenang ajang AI Challenge. Terdiri dari dua kegiatan - AI hackathon dan data challenge - acara AI Challenge memiliki pendahuluan online bulan lalu dan babak final untuk menemukan pemenang di setiap kategori pada 8 September. Dalam acara AI hackathon, para peserta memamerkan ide mereka tentang AI dan menerapkan pemikiran mereka menggunakan teknologi AI mereka. Sementara untuk acara data challenge, peserta menganalisa banyak data dunia untuk menyimpulkan hasil yang lebih akurat.