Tizen 4.0 di SDC 2017: Galaxy Upcycling, Things SDK dan Gear Maze


Samsung Developer Conference (SDC) tahun ini yang berakhir 3 minggu yang lalu telah berhasil mengumpulkan lebih dari 6.000 pengembang, inovator dan mitra Samsung dari seluruh dunia selama dua hari penuh kesibukan acara yang menunjukkan bagaimana layanan interkoneksi dan pintar Samsung menawarkan alat untuk membangun masa depan yang lebih terbuka dan terhubung.

Tizen Indonesia telah melaporkan acara pembukaan yang menyoroti usaha Samsung untuk mengantar fase baru Internet of Things (IoT) yang disebut "Intelligence of Things", serta berbagai presentasi, diskusi dan laboratorium hands-on yang diadakan di pusat konvensi Moscone West di San Francisco ini. Namun yang terlupakan adalah, kita belum melaporkan serangkaian kegiatan yang berhubungan langsung atau membawa langsung nama Tizen didalamnya.


Samsung Galaxy Upcycling

Sampai detik ini, Samsung belum pernah merilis produk Tizen yang menggunakan merek Galaxy. Samsung Galaxy biasanya identik dengan perangkat yang menggunakan sistem operasi (OS) Android, dan beberapa yang terbaru juga menggunakan OS Windows dari Microsoft seperti Galaxy TabPro S dan Galaxy Book.

Namun kali ini menggunakan merek Galaxy untuk sebuah inisiatif baru dari salah satu proyek Samsung C-Lab buatan tim yang beranggotakan karyawan Samsung, bekerjasama dengan iFixit, perusahaan penyedia layanan perbaikan dan suku cadang buat perangkat mobile yang berbasis di California. Inisiatif "upcycling" Samsung yang baru ini akan memungkinkan Anda untuk menempatkan sistem operasi yang sama sekali baru pada ponsel lama Anda untuk memberi mereka kehidupan baru.

Di situs resminya upcycling.io, disebutkan bahwa Galaxy Upcycling adalah platform inovatif untuk penggunaan kembali kembali perangkat mobile Galaxy lama secara kreatif. Galaxy Upcycling menyediakan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk perangkat mobile Galaxy lama untuk memberi kehidupan baru, memberikan kemungkinan tanpa batas dan nilai yang lebih untuk perangkat yang mungkin sudah dilupakan yang tersimpan di laci meja atau akan dibuang.


Lewat inisiatif ini, pengguna yang suka gonta-ganti ponsel bisa mengembangkan penggunaan tambahan untuk ponsel lama mereka, dan berbagi kode di situs web Upcycling, di mana pengguna lain juga dapat mengunduh dan menggunakan gagasan 'crowdsource' ini. Di SDC 2017, tim dari Samsung menunjukkan beberapa model smartphone dan tablet Galaxy yang telah dibersihkan dari OS Android bisa digunakan untuk berbagai fungsi baru yang berhubungan dengan fungsi Internet of Things (IoT) dengan menggantinya dengan OS Tizen 4.0.

"Platform inovatif ini memberikan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk perangkat mobile Galaxy lama untuk menghadirkan kehidupan baru, memberikan kemungkinan baru dan potensi nilai lebih untuk perangkat yang mungkin sudah dilupakan di laci meja atau dibuang," kata Ko Min-hyung dari Samsung C-Lab saat menjelaskan proyek buatan timnya di salah satu sesi SDC 2017.

"Tantangan dengan menjaga agar barang lama bisa berjalan dalam waktu yang lama adalah software," kata Kyle Wiens, CEO iFixit. "Dengan ponsel pada khususnya, software lama tidak aman dan tidak menjalankan aplikasi yang baru. Jadi, pertanyaannya adalah, jika Anda memiliki hardware yang masih bisa berfungsi sempurna yang tidak memiliki software yang bagus lagi dan Anda ingin tetap menjalankannya selama sepuluh tahun, bagaimana Anda akan melakukan itu?"

Kyle Wiens dan timnya di iFixit akan membantu Samsung memperbaiki perangkat Galaxy lama untuk digunakan dalam proyek Upcycling. "Anda tidak bisa benar-benar melakukan ini sebagai pihak ketiga," katanya. "Apa yang dibangun Samsung adalah lapisan antara hardware dan Anda bisa menginstal apapun yang Anda inginkan. Ini adalah langkah yang lebih rendah daripada jailbreaking, dan ini akan menghapus Android sepenuhnya."

Selain menyediakan download kode, situs Upcycling juga akan menjual sensor, aksesori dan komponen lainnya untuk proyek terkait IoT.



Tizen Things dan Gear Maze

Di SDC 2017, Samsung juga mendirikan stan khusus untuk mempromosikan Tizen IoT lewat penggunaan Things SDK API dari SmartThings dan Tizen Studio. Lewat Things SDK, pengembang bisa membuat aplikasi berbasis C, C# dan IoT.js untuk perangkat mobile dan IoT berbasis Tizen 4.0.

Tizen IoT adalah kernel berbasis Linux Embedded OS untuk perangkat IoT, di mana faktor bentuk dari perangkat IoT tidak terbatas pada seperangkat API tertentu seperti pada profile Mobile, Wearable atau TV. Tizen IoT diakomodasi lewat Tizen 3.0 dan Tizen 4.0. Perbedaannya, di Tizen 4.0 sudah mendukung perangkat berjenis 'headless' yang bisa dibuat melalui PDK (Platform Development Kit).

Tizen IoT menyediakan Peripheral I/O API untuk perangkat IoT untuk mengendalikan periferal, seperti sensor dan aktuator, menggunakan protokol standar industri dan antarmuka GPIO (General-Purpose Input/Output), PWM (Pulse-Width Modulation), SPI (Serial Peripheral Interface), I2C (Inter-Integrated Circuit) dan UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter).

Karena setiap perangkat mendukung berbagai antarmuka dan protokol, Anda harus memeriksa dari spesifikasi periferal apakah protokol tertentu didukung. Peripheral I/O API dikategorikan berdasarkan protokol. Protokol yang didukung untuk target hardware buat Tizen IoT saat ini adalah ARTIK 5 (ARTIK 520, ARTIK 530), ARTIK 7 (ARTIK 710) dan Raspberry Pi 3. Samsung telah merilis firmware Tizen 4.0 untuk smartphone Samsung TM1 (smartphone referensi Tizen Mobile yang memiliki spesifikasi mirip Samsung Z3), ARTIK 530 dan Raspberry Pi3, sehingga Anda kini bisa menguji Tizen 4.0 seperti pada video berikut.

Untuk hiburan buat pengembang, Samsung juga mendirikan stan Gear Maze di SDC 2017. Gear Maze adalah permainan yang memanfaatkan bluetooth dari smartwatch Tizen seperti Samsung Gear S2 dan Gear S3 untuk berbagi layar dengan TV.

Permainan dimulai ketika peserta bergerak melalui labirin dalam kisaran yang telah ditetapkan di lantai. Di tengah permainan, peserta akan menghadapi situasi mendadak yang tidak diharapkan, menyajikan sebuah misi atau menyediakan item untuk memberikan pengalaman yang meriah buat peserta. Hal ini diharapkan bisa membuat peserta hanyut dan benar-benar terlibat dalam permainan. Gambar mini dari labirin akan muncul di smartwatch untuk menandai lokasi dari peserta saat ini.



Baca juga: