Samsung Electronics memutuskan untuk menerapkan teknologi quantum dot tidak hanya untuk televisi, namun juga buat berbagai sensor, baterai dan perangkat bio untuk menjaga kepemimpinan dalam inovasi.
Quantum dot mengacu pada nanopartikel semikonduktor dengan karakterikstik listrik dan optik yang secara drastis mampu mengubah ukuran sesuatu hal yang direduksi menjadi sepermilyar meter lebih kecil. Teknologi ini secara signifikan meningkatkan warna, kemurnian, kilau dan stabilitas dibandingkan dengan semua benda bercahaya yang ada dan dijuluki sebagai generasi berikutnya dari light-emitting diode (LED). Selain itu, karena sifat bahan anorganik kimia disintesis, quantum dot lebih murah dan memiliki rentang hidup yang lebih lama jika dibandingkan dengan organic light-emitting diode (OLED) yang berbasis bahan organik.
"Ada banyak sektor yang bisa menggunakan teknologi quantum dot dan itu bisa menjadi mesin pertumbuhan baru kami," kata Jang Hyuk, wakil presiden Samsung Advanced Institut Teknologi (SAIT), pada konferensi quantum dot internasional ke-9 (QD2016) yang diadakan selama 5 hari di Ramada Plaza Hotel Jeju di Pulau Jeju. "TV adalah perangkat pertama yang menggunakan teknologi quantum dot," tambahnya.
Dalam konferensi yang dihadiri oleh peneliti dan ilmuwan dari 30 negara ini, wapres Jang Hyuk menjelaskan bahwa teknologi quantum dot dapat diterapkan di berbagai sektor dalam proses transformasi cahaya menjadi cahaya, cahaya menjadi listrik dan listrik menjadi cahaya.
"Dalam layar TV, quantum dot berubah dari cahaya menjadi cahaya untuk memberikan akurasi warna yang lebih baik, sementara dalam baterai solar, quantum dot dapat berubah dari cahaya menjadi listrik," katanya.
Dia menambahkan bahwa teknologi quantum dot dapat juga digunakan dalam chip memori. Dengan memanfaatkan teknologi ini, Samsung dapat mengembangkan baterai dengan kapasitas yang lebih tinggi dan efisiensi yang lebih tinggi daripada baterai yang ada.
"Dalam layar TV, quantum dot berubah dari cahaya menjadi cahaya untuk memberikan akurasi warna yang lebih baik, sementara dalam baterai solar, quantum dot dapat berubah dari cahaya menjadi listrik," katanya.
Dia menambahkan bahwa teknologi quantum dot dapat juga digunakan dalam chip memori. Dengan memanfaatkan teknologi ini, Samsung dapat mengembangkan baterai dengan kapasitas yang lebih tinggi dan efisiensi yang lebih tinggi daripada baterai yang ada.
Teknologi quantum dot bisa mengarahkan pada pada pengembangan berbagai sensor yang diperlukan untuk berbagai perangkat elektronik yang berhubungan dengan mobil tanpa sopir atau self-driving car dan Internet of Things (IoT).
"Sensor menerima cahaya untuk mengubahnya menjadi sinyal elektronik dan kamera adalah jenis dari sensor gambar," katanya, sambil menambahkan, "Kita bisa menggunakan teknologi quantum dot untuk mengembangkan sensor yang bisa mendeteksi berbagai benda [Things] tanpa cahaya."
Teknologi seperti ini bisa juga digunakan di sektor bio, misalnya, untuk mendeteksi kanker.
Jang Hyuk menekankan bahwa TV Samsung yang menggunakan layar quantum dot, yang termasuk paling canggih dalam hal teknologi, secara lebih lanjut akan terus berkembang. "Kita akan merilis TV quantum dot baru setiap tahun dengan terus meningkatkan kinerjanya seperti pada kecerahan dan sudut pandang," katanya.
Ini pasti terjemahan dari press-release-nya Samsung Korea. Soalnya di acara QD2016 hanya saya orang (peneliti) Indonesia satu-satunya yang menghadiri dan presentasi di konferensi internasional quantum dot tersebut. Hanya sayangnya tidak mewakili institusi Indonesia, apalagi Korea. Di gallery photo officialnya, harusnya ada foto saya presentasi....
ReplyDeleteIndeed, Samsung adalah salahsatu company terbesar yang care dengan perkembangan field tersebut. Angkat topi untuk kontribusinya. If, big IF, Samsung dan SAIT mau buka basic research lab di Indonesia juga, serta meneliti hal-hal berkaitan dengan quantum dots, it would be good for me to know, or maybe to collaborate with.