Samsung pangkas fitur 'gimmick' untuk model Tizen TV murah


Samsung Electronics yang mengharapkan untuk memperluas pangsa pasar UHD TV akan meluncurkan model entry-level yang berharga murah. Untuk memenuhi tuntutan ini, Samsung akan menyesuaikan desain dan komponen yang digunakan tanpa mengurangi fitur smart dari sistem operasi (OS) Tizen yang ditampilkan.

Model UHD TV termurah yang diluncurkan tahun ini adalah Series 6 JU6700/JU6800 dengan layar 40-inchi yang dijual pada kisaran harga 12 juta rupiah, namun Samsung beranggapan bahwa harga ini masih terlalu mahal dan bersiap untuk meluncurkan produk yang lebih terjangkau lagi. Kunci untuk menekan harga adalah dengan mengurangi atau menghapus desain dan fitur sebanyak mungkin yang kiranya tidak terlalu dibutuhkan oleh pengguna.

Menurut salah satu sumber industri di Korea, yang akan menjadi korban utama pemangkasan adalah desain melengkung dan fitur 3D. Desain melengkung diterapkan untuk mengakomodasi layar melengkung (curved) dinilai terlalu membebani komponen pembentuknya, dan dengan kembali ke layar datar konvensional seperti yang diterapkan sebelumnya akan bisa mengurangi beban biaya komponen baru yang lebih mahal. Menghilangkan fitur 3D yang jarang digunakan konsumen juga dinilai akan menurunkan biaya secara keseluruhan untuk berbagai komponen, termasuk layar dan chip semikonduktor.

Sementara untuk semua fitur smart yang terkait dengan OS Tizen akan dimasukkan, karena sangat berhubungan dengan Internet of Things (IoT) dan Smart Home yang saat ini menjadi fokus utama dari pengembangan bisnis masa depan Samsung.

Tahun ini, Samsung menargetkan setengah dari penjualan TV mereka adalah Smart TV. Proporsi line-up UHD TV entry-level di pasar akan terus berkembang pesat dari hari ke hari. Sementara model premium sangat penting untuk memastikan profitabilitas, tetapi pangsa pasar low-end tidak bisa diabaikan begitu saja untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. "Jika UHD TV bisa menjadi lebih murah, akan bisa meningkatkan permintaan untuk TV layar lebar secara keseluruhan," kata seorang pejabat industri di Korea.



Comments