Kemitraan raksasa IT Asia terbentuk: Samsung - Baidu - Alibaba


Tiga perusahaan raksasa yang dikenal sebagai penguasa industri IT di Asia, masing-masing Samsung Electronics, Baidu dan Alibaba berniat memperkuat ikatan kerjasama mereka untuk membawa pengaruh buat perkembangan industri IT global. Kedepannya, ketiga perusahaan ini berharap bisa memadukan dan berbagi sinergi masing-masing untuk proyek-proyek dan bisnis baru.

Menurut sumber industri di China kemarin, Samsung Galaxy S5 yang dirilis di China akan menggunakan software navigasi AutoNavi dari Alibaba. Raksasa e-commerce Asia yang berbasis di Hangzhou, China, ini baru saja membeli layanan navigasi dan peta digital pada bulan April kemarin. Alibaba membeli AutoNavi dengan harga yang fantastis $1,5 miliar atau sekitar 17,5 triliun rupiah.

Sebelumnya saat berlangsungnya Unity Asia Developer Conference di bulan April yang lalu di Beijing, China, Baidu dan Samsung Electronics bersama-sama mengumumkan kerjasama strategis dalam publikasi konten game untuk perangkat pintar dari Samsung. Kedua belah pihak akan membentuk "one-stop cooperation" dari pusat pengembang game hingga konsumen akhir pengguna game, untuk membuat pengguna perangkat pintar Samsung bisa menikmati layanan game yang lebih baik serta membangun platform game mobile yang menarik untuk pengembang game.

Kerja sama bilateral waktu itu diumumkan sedang dilaksanakan. Paling cepat, konsumen akan menikmati versi Samsung dari game Baidu di Samsung GALAXY S5 yang dirilis pada musim semi 2014.

Bisnis patungan antara Samsung Electronics dengan Baidu dan Alibaba ini bisa diibaratkan kerjasama antara Apple dengan Google dan Amazon. Baidu dikenal sebagai "Google dari China" karena kemiripan bisnis mereka di mesin pencarian, layanan dan konten berbasis internet, Alibaba dikenal sebagai pesaing utama dari Amazon untuk bisnis e-commerce di Asia. Sedangkan Samsung adalah pesaing utama Apple dalam persaingan pasar perangkat pintar di dunia.

Baidu dan Alibaba bisa menolong Samsung untuk mempertahankan penguasaan pangsa pasar mereka di China, pasar smartphone terbesar di dunia, sedangkan Samsung juga bisa membuat produk konten dan layanan dari Baidu dan Alibaba untuk menembus pasar global lewat perangkat pintar buatan Samsung.

Pimpinan Baidu dan Alibaba kunjungi Samsung

Pada bulan Mei 2013, pendiri dan CEO Baidu Robin Li (Li Yan-hong/李彦宏) telah mengunjungi markas besar Samsung di Korea Selatan untuk membicarakan kerjasama strategis antara kedua perusahaan. Robin Li diketahui telah melakukan diskusi dengan Samsung Electronics Media Solution Center (MSC), unit software dari divisi Mobile Communications yang bertanggung jawab pada ekosistem di perangkat pintar Samsung, khususnya konten aplikasi dan layanan.

Walaupun OS Android digunakan oleh sebagian besar smartphone di China, namun pada dasarnya Google terisolasi dari pasar China karena kebijakan pemerintah lokal. Hal ini menyisakan banyak layanan dan toko aplikasi Android milik perusahaan pihak ketiga buat pengguna Android lokal untuk menemukan aplikasi dan game favorit mereka. 91 Wireless yang baru saja diakuisisi oleh Baidu pada bulan Juli 2013 adalah salah satu toko aplikasi Android paling populer di China, diantara sekian banyak toko aplikasi lain yang terus bermunculan karena pasar mobile China yang relatif masih akan terus berkembang.

Saat berlangsungnya acara Baidu World di bulan Agustus 2013, Baidu juga memperkenalkan apa yang disebut "Site App," sebuah model distribusi baru untuk aplikasi mobile yang bisa membantu pengembang internasional untuk bisa lebih mempromosikan aplikasi mereka di pasar smartphone terbesar di dunia. Site App ini pada dasarnya adalah aplikasi web atau HTML5 dimana pengguna bisa langsung menggunakannya di perangkat mereka tanpa harus menginstalnya terlebih dahulu.

Dengan kombinasi 91 Wireless, Site App, toko aplikasi Baidu mobile asisten dan saluran distribusi lainnya, Baidu telah menjadi saluran distribusi aplikasi no.1 di China, dengan mendistribusikan 80 juta aplikasi setiap hari.

Dan pada bulan Februari kemarin, Tizen Association mengumumkan bahwa Baidu adalah salah satu dari 15 perusahaan baru yang bergabung dalam kemitraan mereka.

Setelah Robin Li, pendiri dan CEO Alibaba Jack Ma (马云), juga mengunjungi Korea Selatan untuk bertemu dengan eksekutif Samsung Electronics termasuk Shin Jong-kyun (JK Shin), Co-CEO Samsung Electronics dan kepala divisi Information Technology and Mobile Communications (IM) pada bulan Desember 2013.

Sumber-sumber di Korea mengatakan bahwa antara kedua pihak telah membicarakan banyak hal, termasuk ambisi Alibaba untuk memproduksi wearable device versi mereka sendiri yang berjalan pada OS TIZEN dengan dukungan konten dan layanan dari Alibaba.

Alibaba sebelumnya ingin meluncurkan smartphone yang menjalankan OS mereka sendiri Aliyun melalui kemitraan dengan vendor Taiwan, Acer. Namun menjelang peluncurannya ke publik, Google kemudian memaksa Acer untuk membatalkan dukungan mereka kepada Alibaba dengan ancaman akan menarik lisensi Android buat Acer.

Pimpinan Samsung aktif mendorong kemitraan di China

Secara khusus, vice chairman Samsung Jay Lee (Lee Jay-yong) juga aktif membangun kemitraan bisnis di China buat perusahaannya. Pada bulan April 2013, Jay Lee terpilih sebagai anggota dewan dari Boao Forum untuk Asia yang diselenggarakan di Boao, provinsi Hainan, China. Boao Forum untuk Asia adalah sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) nirlaba yang dibentuk pada bulan Februari 2001 oleh para pemimpin dari 26 negara Asia.

Lewat forum ini, Jay Lee juga sempat pengadakan pembicaraan empat mata dengan Presiden China Xi Jinping. Jay Lee mengatakan kalau kebangkitan Samsung Electronics telah menjadi semacam "panutan" bagi perusahaan-perusahaan di China dan para politisi disana sangat menyadari banyak keuntungan dari model bisnis seperti Samsung.

"Presiden Xi Jinping dan pejabat China lainnya yang saya temui sangat peduli dengan Samsung dan Korea. Kita harus berbuat lebih banyak. Mereka tahu persis tempat pabrik chip pertama kami di China. Saya juga mendengar bahwa telah ada gugus tugas khusus yang mempelajari Samsung Electronics," kata Lee kepada wartawan waktu itu di bandara.

Beberapa perusahaan elektronik dan telekomunikasi di China seperti Huawei dan ZTE kemudian juga telah bergabung dengan Tizen Association.

Comments