Samsung mobilisasi pakar software dari seluruh Korea


Untuk meningkatkan Software Center miliknya, Samsung Electronics telah mengorganisir grup yang beranggotakan 21 pakar sofware di industri teknologi atau IT Korea sebagai pejabat dengan status "penasehat teknologi." Adanya grup ini diumumkan pada hari Sabtu (30/3) kemarin di salah satu pabrik Samsung di Gyeonggi, Suwon, Seoul, Korea Selatan.

21 penasihat dalam grup ini diklasifikasikan dalam empat kategori: Web, cloud, big data dan konvergensi. Mereka yang masuk dalam grup ini termasuk Song Gil-young, wakil presiden eksekutif dari Daumsoft, sebuah perusahaan data mining; Kim Pyung-chul, dekan dari NHN NEXT, sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh operator situs portal terbesar di Korea; Han Jae-sun, pendiri dan CEO dari NexR, sebuah start-up yang mengkhususkan diri dalam platform komputasi awan (cloud computing); para profesor dari KAIST, Seoul National University, POSTECH, Korea University, Sungkyunkwan University dan Ajou University, dan para peneliti di Gwangju Institute of Science and Technology.

Menurut sumber kita di Korea, Samsung akan membayar mereka dengan "jumlah yang cukup besar" sebagai kompensasi.

Pada acara peluncuran yang berlangsung tidak kurang dari empat jam, eksekutif Samsung Electronics yang meminta untuk tidak diidentifikasi, menyatakan keprihatinannya dengan kondisi perusahaannya. Sebagai pemain top di industri, Samsung Electronics belum bisa membedakan diri dari perusahaan lain.

"Samsung sangat kuat jika dibandingkan dengan yang lain di masa lalu, tapi kita tidak memiliki satupun untuk diikuti sekarang," katanya. "Ketika saya mengunjungi Mobile World Congress pada bulan Februari kemarin, sulit untuk membedakan mana handset yang berasal dari perusahaan mana kecuali aku memeriksa logonya."

Dia juga meminta penasihat baru untuk "memberikan inspirasi dan wawasan untuk teknologi yang akan memimpin masa depan Samsung," sambil menambahkan bahwa Samsung akan menerima apapun ide yang mereka sampaikan. "Jangan terkunci di dalam kerangka Samsung. Jangan ragu untuk menunjukkan kelemahan [Samsung], dengan berpikir kreatif."

Komentar ini memberikan sinyal perubahan sikap dari Samsung terhadap masukan dari luar. "Ketika Samsung bekerja sama dengan akademisi di masa lalu, mereka selalu menunjuk bidang dan temanya dulu," kata salah seorang penasihat. "Kali ini berbeda. Kami telah diberi kewenangan penuh sebgai penasihat. Aku bisa merasakan betapa putus asa Samsung saat ini tentang bagaimana cara terbaik untuk menguatkan sektor software."

Analis setempat beranggapan bahwa grup penasihat ini berasal dari keyakinan lama yang dipegang oleh Chairman Samsung Lee Kun-hee pada kekuatan software. "Manajer harus memilih dan melatih tenaga kerja yang berkualitas software. Mereka adalah masa depan Samsung," katanya saat berkunjung ke pabrik Suwon pada bulan Juli 2011.


Menindaklanjuti hal ini, Samsung meluncurkan sebuah Software Center di bawah Pusat Penelitian DMC (Digital Media & Communications) pada bulan Desember 2011. Sebagai produsen top dunia dari smartphone, layar maupun chip memori, Samsung selama ini terkenal karena kemampuan manufaktur dan hardware nya. Tapi hal itu telah berubah karena Samsung sekarang hanya fokus pada software setelah kemajuan dalam hardware secara luas diakui telah mencapai titik jenuh.

Ketergantungan pada platform Android dari Google untuk smartphone dan tablet PC juga telah dibahas sebagai rintangan utama yang harus segera diatasi. Hal itu mulai tercermin saat peluncuran Galaxy S4 pada 14 Maret lalu di New York, dimana Samsung lebih memperhatikan sisi software dan merek ketimbang hardware dan desain.

Samsung menghabiskan tiga tahun untuk pengembangan bada sebagai sistem operasi secara mandiri sebelum mengumumkan pada bulan Februari kemarin bahwa mereka akan mengintegrasikannya ke TIZEN yang dinilai lebih menjanjikan, sebuah platform open source berbasis Linux yang dikembangkan bersama dengan Intel.

Comments