Pengguna Samsung Pay di Korea tembus 1 juta


Minggu ini, jumlah pelanggan Samsung Pay untuk pertama kalinya berhasil melampaui tonggak 1 juta pengguna. Mengingat bahwa layanan ini baru diluncurkan pada 20 Agustus kemarin, berarti telah menarik rata-rata sekitar 16.600 pengguna baru setiap hari.

Apa yang membuat pertumbuhan ini cukup mengejutkan adalah bahwa layanan ini hanya tersedia pada smartphone high-end Samsung terbaru, yang dirilis kurang dari delapan bulan yang lalu, yaitu Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge yang keduanya dirilis pada bulan Maret, serta Galaxy S6 Edge Plus dan Galaxy Note 5 yang mulai dijual pada bulan Agustus kemarin yang sekaligus juga menandai dimulainya layanan mobile payment ini.

"Awalnya para pelanggan dan saya terkejut pada kinerja Samsung Pay," kata seorang pramuniaga di sebuah restoran di dekat stasiun Gangnam di Seoul. "Kini saya tidak merasa canggung lagi karena sudah ada begitu banyak orang yang menggunakannya."

Menurut Samsung, hal yang mendasari peningkatan pesat dari layanan pembayaran mobile ini adalah fleksibilitas sistem. Samsung Pay bisa bekerja dengan hampir semua sistem poin-of-sale, termasuk near field communication (NFC), magnetic secure transmission (MST) serta terminal Europay, MasterCard dan Visa untuk kartu berbasis chip.

Kompatibilitas dengan berbagai macam sistem ini dimungkinkan setelah Samsung menghabiskan 200 miliar won (sekitar 2,4 triliun rupiah) pada bulan Februari untuk mengakuisisi LoopPay, startup berbasis di Amerika Serikat yang bekerja pada sistem pembayaran mobile untuk bisa mendapatkan paten teknologi MST.

Sistem nirkabel milik LoopPay mampu mentransmisikan data yang tersimpan di strip magnetik kartu kredit ke terminal pembayaran yang ada di toko-toko, yang berarti toko dan restoran tidak memerlukan peralatan khusus untuk menerima pembayaran melalui Samsung Pay. Kemampuan ini berbeda dengan Apple Pay dan Android Pay yang hanya bisa mendeteksi sistem NFC.

Orang dalam industri di Korea mengatakan hanya butuh tiga bulan buat Samsung untuk menutup kesepakatan dengan LoopPay. "Kita bisa menurunkan harganya jika kita terus melakukan negosiasi dari waktu ke waktu," kata seorang eksekutif Samsung yang terlibat dalam kesepakatan tersebut. "Tapi kami pikir keunggulan kompetitif yang bisa kita dapatkan dari akuisisi teknologi yang lebih cepat itu jauh lebih penting."

Meskipun Samsung memproduksi smartphone sendiri, namun keuntungan dari para penggunanya yang mengkonsumsi konten maupun aplikasi melalui Google Play cuma akan pergi ke Google, karena Google tidak pernah berbagi keuntungan dengan mitranya. Sementara Apple bisa leluasa meraup keuntungan yang cukup besar dari toko aplikasi milik mereka sendiri.

Dengan pasar smartphone yang terus mendekati titik jenuh, Samsung berada dalam resiko besar untuk ikut dalam barisan produsen smartphone yang terus merugi seperti HTC dan Sony jika gagal untuk membangun dan memantapkan posisi software mereka sendiri. Samsung Pay dianggap salah satu bagian dari solusi terhadap masalah ini. Meskipun baik Apple dan Google juga memiliki sistem pembayaran mobile mereka sendiri, posisi kepemimpinan di pasar masih belum jelas. Apakah Samsung Pay akan bisa melanjutkan momentum ini, perusahaan percaya bahwa mereka dapat memperluas lebih lanjut ke dalam bisnis software dan konten.


Situasi yang sama juga terjadi pada pasar perangkat wearable, walaupun sudah banyak pemain yang terjun di dalamnya, namun posisi kepemimpinan pasar belum jelas. Samsung yang sudah menyadari akhirnya jika cuma mengandalkan software buatan perusahaan lain, lebih memilih menggunakan software mereka sendiri untuk produk wearable seperti smartwatch.

Para pengamat menilai bahwa keberhasilan Samsung Pay sangat bermakna bahwa Samsung untuk menunjukkan bahwa mereka juga memiliki keunggulan dengan software juga, karena selama ini Samsung dihadapkan dengan pertumbuhan terbatas yang hanya didorong oleh teknologi hardware semata. Walaupun saat ini Samsung Pay belum mendatangkan banyak keuntungan secara finansial, tapi menurut pengamat datangnya kenyamanan pengguna yang ditimbulkannya setidaknya akan membantu melindungi pangsa pasar smartphone Samsung.

Selain smartphone, Samsung Pay juga bisa digunakan melalui smartwatch Tizen terbaru Samsung Gear S2, namun terbatas hanya untuk pembayaran melalui NFC saja. Sementara di Tizen TV, Samsung Pay bisa digunakan untuk pembelian konten pada aplikasi atau game.




Comments