Transaksi wearable payment akan mencapai 6,7 kuadriliun di tahun 2020


Digital payment menggunakan perangkat wearable seperti smartwatch, pelacak kebugaran, dan gelang pembayaran adalah area yang semakin banyak mendapat perhatian bagi pelaku industri, dan penerimaan konsumen berdasarkan uji coba dan penyebaran awal telah mendorong beberapa nama-nama besar dalam dunia teknologi dan perbankan untuk terus meningkatkan upaya mereka dalam mendorong pertumbuhan di pasar yang baru lahir ini.

Sistem wearable payment dapat memanfaatkan near field communication (NFC), radio frequency identification (RFID), atau kode quick response (QR) dan barcode sebagai teknologi yang memungkinkan, dan terminal point of sale (POS) contactless serta infrastruktur backend payment processing yang sebelumnya dimanfaatkan untuk mobile payment saat ini sedang dimanfaatkan untuk memperluas kemampuan wearable payment juga.

Menurut sebuah laporan baru dari Tractica, volume transaksi wearable payment akan tumbuh dari $3,1 miliar pada 2015 menjadi $501,1 miliar atau sekitar 6,7 kuadriliun rupiah di seluruh dunia pada tahun 2020. Perusahaan intelijen pasar ini mengantisipasi bahwa, pada saat itu, wearable payment akan mewakili sekitar 20% dari total volume transaksi mobile dan sekitar 1% dari total transaksi cashless di ritel.

"Wearable payment baru dimulai," kata direktur riset Tractica Aditya Kaul. "Apple Pay untuk Apple Watch adalah upaya besar pertama untuk memungkinkan pembayaran dengan pergelangan tangan. Yang akan segera diluncurkan, Android Pay dan Samsung Pay adalah solusi dompet digital terkemuka lainnya yang akan mendukung smartwatch payment. Inisiatif awal untuk pasar utama meliputi percobaan dan penyebaran sistem Barclays bPay di Inggris, kemitraan Swatch dengan UnionPay untuk memungkinkan pembayaran dpt dipakaiwearable payment, kemitraan Alipay dengan Xiaomi di China, dan penyebaran MagicBand closed-loop payment dan sistem tiket di theme park dari Disney yang sukses, diantara lainnya."



Comments